Kamis 22 Apr 2021 16:46 WIB

Covid-19 Melonjak, RS Gaza Semakin Penuh

Kasus Covid-19 telah meningkat secara signifikan dalam tiga pekan terakhir

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Seorang wanita Palestina membawa sepiring makanan saat dia berjalan bersama anaknya, keduanya mengenakan masker, di Kota Gaza pada 28 Agustus 2020, selama penguncian di kantong Palestina karena meningkatnya kasus infeksi COVID-19. (Mohammed Abed / AFP)
Foto: timesofisrael.com
Seorang wanita Palestina membawa sepiring makanan saat dia berjalan bersama anaknya, keduanya mengenakan masker, di Kota Gaza pada 28 Agustus 2020, selama penguncian di kantong Palestina karena meningkatnya kasus infeksi COVID-19. (Mohammed Abed / AFP)

IHRAM.CO.ID, GAZA -- Lonjakan kasus Covid-19 di wilayah Palestina membuat RS Gaza semakin penuh. "Rumah sakit hampir mencapai kapasitas penuh. Kasus yang parah dan kritis telah meningkat secara signifikan dalam tiga pekan terakhir," kata kepala Kedaruratan Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tim di Wilayah Palestina, Dr Ayadil Saparbekov.

Warga Palestina khawatir kombinasi kemiskinan, kekurangan medis, skeptisisme vaksin, data Covid-19 yang buruk, dan pertemuan massal selama Ramadhan dapat mempercepat peningkatan. Pejabat kesehatan Gaza mengatakan, sekitar 70 persen tempat tidur unit perawatan intensif ditempati, naik dari 37 persen pada akhir Maret. Ada 86 kematian selama enam hari terakhir, meningkat 43 persen selama seminggu sebelumnya.

Tingkat kepositifan harian Gaza mencapai setinggi 43 persen pekan ini. Meskipun Saparbekov mengatakan, jumlah itu bisa lebih tinggi karena kurangnya tes, berarti tes tersebut sebagian besar diberikan kepada orang-orang yang sudah menunjukkan gejala.

Saparbekov juga mengatakan, Gaza tidak memiliki kapasitas untuk mengidentifikasi varian Covid-19 yang sangat menular saat pengujian. Kondisi ini membuka fakta bahwa hanya ada sedikit data tentangnya.

Selain rumah sakit, tempat pemakaman juga merasakan ketegangan di Gaza. Penggali kubur Mohammad al-Haresh mengatakan telah mengubur hingga 10 korban Covid-19 per hari, meningkat dari satu atau dua bulan lalu.

"Masa perang sulit, tetapi virus corona jauh lebih sulit bagi kami," katanya yang menggali kuburan selama perang Israel-Gaza 2014.

"Dalam perang, kami akan menggali kuburan atau menguburkan orang mati selama rehat atau gencatan senjata. Dengan virus corona, tidak ada gencatan senjata," ujar Haresh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement