Jumat 23 Apr 2021 05:30 WIB

Apakah Sejarah Kelam Terulang Sekali Lagi di Afghanistan?

Sejarah kelam berdarah di Afganistan

Ilustrasi: Tentara Afghanistan dalam operasi mengambil alih distrik Ghormach Provinsi Faryab dari kekuasaan Taliban.
Foto:

Sejalan dengan pendudukan Inggris

Persamaan antara bencana pendudukan Inggris di Afghanistan, mundurnya pasukan Soviet, dan pendudukan pasca 11 September oleh AS dan sekarang masa penarikannya, begitu kuat sehingga mereka mulai terdengar seperti paduan suara tragedi Yunani.

Menariknya, sekutu Inggris Shah Shuja dan sekutu AS Hamid Karzai, yang ditunjuk sebagai presiden Afghanistan segera setelah kampanye militer AS pada 2001 dari suku Pashtun yang sama.

Persamaan ironis tidak berakhir di sini karena Dost Mohammad dan Mullah Mohammad Omar, pendiri gerakan Taliban juga berasal dari suku Ghilzai yang sama. Suku tersebut saat ini merupakan bagian terbesar dari pasukan Taliban.

Pertanyaan yang lebih besar yang membayang sekarang adalah siapa yang akan mengambil alih kendali Kabul setelah penarikan AS? Akankah negara jatuh ke dalam kekacauan atau raja akan kembali lagi setelah pelajaran sulit yang didapat?

Pertanyaan itu menunggu jawaban di negara yang penuh ketidakpastian, yang telah menjadi jantung yang sakit di Asia.

Seabad yang lalu, penyair dan filsuf terkenal Sir Muhammad Iqbal dalam puisi Persia yang terkenal menulis:

Asia adalah badan air dan tanah liat,

Di mana bangsa Afghanistan menjadi jantungnya.

Seluruh Asia korup,

Jika hati rusak,

Kemerosotannya adalah kemunduran Asia;

Kebangkitannya adalah kebangkitan Asia,

Tubuh bebas hanya selama hati bebas,

Hati mati dengan kebencian tapi hidup dengan iman.

Oleh karena itu, hanya tindakan berani, nyata, dan hati-hati yang dibentuk dengan memberdayakan warga negara di seluruh afiliasi suku dan mengambil tanggung jawab, keamanan negara, dan kepentingan tulus tetangganya yang dapat membawa hati ini kembali ke keadaan yang sehat.

Afghanistan yang stabil dan aman juga merupakan pendahulu kebangkitan Asia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement