Dengan niat tersebut, Carlo pergi ke perguruan tinggi dan memulai pendidikannya. Carlo mempelajari Alquran, Hadis, dan sejarah Islam. Carlo juga mempelajari cara agar dapat menggunakan informasi tersebut untuk mengatakan apa yang dia ingin katakan.
Begitu Carlo mulai belajar, tanpa disadari ia tertarik dengan ajaran Islam. Menurutnya, ajaran Islam lebih masuk akal. Guna membentengi diri, Carlo pun mempelajari ajaran Kristen di Havard.
"Saya merasa berada di tangan yang tepat. Ya, tapi bukan karena alasan yang saya pikirkan. Ternyata profesor ini adalah seorang Kristen Unitarian. Dia tidak percaya pada trinitas atau keilahian Yesus. Sebenarnya, dia percaya bahwa Yesus adalah seorang nabi," kata Carlo.
"Dia melanjutkan untuk membuktikan ini dengan mengambil Alkitab dari sumbernya dalam bahasa Yunani, Ibrani dan Aram dan menunjukkan di mana mereka diubah. Saat dia melakukan ini, dia menunjukkan peristiwa sejarah yang membentuk dan mengikuti perubahan tersebut. Pada saat saya menyelesaikan kelas ini, keyakinan terhadap agama saya runtuh, tetapi saya masih belum siap untuk menerima Islam," lanjutnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika