IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus membangun sarana prasarana air bersih dan sanitasi. Dukungan tersebut diberikan salah satunya melalui program Padat Karya Tunai (PKT) penyedian sarana dan prasarana sanitasi di pondok pesantren atau Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK).
"Program infrastruktur kerakyatan atau Padat Karya Tunai sangat penting bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Pembangunan infrastruktur padat karya bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (25/4).
Selain untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, bersih, dan sehat, Basuki mengatakan program penyediaan sarana dan prasarana sanitasi pondok pesantren juga bertujuan untuk mempertahankan daya beli masyarakat. Khususnya di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Basuki memastikan, pada tahun anggaran 2021 akan dilaksanakan kegiatan pembangunan enam ribu unit bangunan Mandi Cuci Kakus (MCK) di pondok pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia. "Ini dengan anggaran sebesar Rp 1,2 triliun," tutur Basuki.
Rencananya, kata dia, kegiatan tersebut akan menyerap 36 ribu tenaga kerja. Program tersebut meliputi pembangunan bangunan MCK yang terdiri dari bilik mandi, toilet, tempat wudhu, tempat cuci tangan, dan tempat cuci pakaian serta instalasi pengolahan air limbah domestik dengan alokasi anggaran setiap unit sekitar Rp 200 juta.
“Untuk program sanitasi pondok pesantren sampai saat ini masih tahap penyesuaian desain dan RAB yang dilakukan oleh konsultan perencana dan penyediaan tenaga fasilitator lapangan. Kami targetkan konstruksi dapat dimulai menjelang Idulfitri,” ujar Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti.
Saat ini, terdapat enam kegiatan PKT lain yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR dengan total anggaran Rp 3,8 triliun. Dalam program tersebut, ditargetkan penyerapan 183.821 tenaga kerja. Rahayu Subekti