IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta masyarakat dan pihak-pihak terkait terus menjaga dan mengendalikan laju kasus Covid-19 di Tanah Air. Wapres mengingatkan, Indonesia masih sangat berisiko menimbulkan gelombang baru Covid-19 jika lengah terhadap protokol kesehatan.
"Seluruh komponen bangsa Indonesia perlu dengan bijaksana menyikapi kondisi pandemi yang saat ini cukup terkendali, namun masih sangat berisiko menimbulkan gelombang baru apabila kita lengah dengan protokol kesehatan," kata Wapres saat hadir dalam acara Webinar Ekonomi Syariah, Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Dipenogoro, Rabu (28/4).
Apalagi lonjakan kasus Covid-19 terjadi di beberapa negara, salah satunya India. Wapres tidak ingin terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia yang makin berdampak ke berbagai sektor. Selama setahun terakhir, pandemi Covid-19 telah memberi dampak kepada seluruh sektor kehidupan, mulai kesehatan, ekonomi, hingga sosial.
Ma'ruf mengatakan di bidang ekonomi, Indonesia, seperti halnya negara-negara lain di dunia, relatif mengandalkan stimulus pemerintah untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi. Selain itu, pencapaian Visi Indonesia Maju juga mengalami tantangan yang cukup berat, sehingga membutuhkan transformasi ekonomi yang mampu menggerakkan seluruh sektor dan melibatkan seluruh masyarakat, termasuk lapisan masyarakat terbawah.
Karena itu, berbagai sinergi telah ditempuh pemerintah bersama dengan otoritas terkait lainnya untuk mendorong pemulihan ekonomi, seperti pemberlakuan kebijakan fiskal yang ekspansif, bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif, serta pengembangan kebijakan digitalisasi sistem pembayaran guna meningkatkan kelancaran transaksi masyarakat di masa pandemi.
Ia mengatakan, pada 2021 ini Pemerintah mengajak seluruh pihak untuk turut membangun optimisme dan berperan aktif mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Game changer pemulihan ekonomi nasional, di antaranya program vaksinasi gratis, stimulus usaha dan program perlindungan sosial, dan implementasi UU Cipta Kerja," katanya.
Namun kata dia, sisi lain dari pandemi Covid-19 berdampak positif terhadap akselerasi proses digitalisasi di berbagai sektor ekonomi dan keuangan syariah. Menurutnya, digitalisasi berperan signifikan, di antaranya dalam menahan laju penurunan kinerja penjualan produk industri halal, mempercepat mekanisme audit online dalam pengajuan sertifikasi halal, mendorong peningkatan keuangan sosial syariah terutama dalam hal pembayaran ZISWAF secara online oleh masyarakat.
Laporan Ekonomi Keuangan Syariah 2020 yang dirilis Bank Indonesia menyebutkan bahwa kontraksi ekonomi syariah Indonesia pada 2020 mencapai -1,72 persen (yoy), masih lebih baik dibandingkan ekonomi nasional yang mencapai -2,07 persen .
"Kinerja ekonomi syariah di masa pandemi didorong oleh beberapa sektor prioritas dalam rantai nilai halal, terutama sektor pertanian dan makanan halal yang masih tumbuh positif. Sektor yang paling terdampak yaitu pariwisata ramah muslim. Adapun sektor fesyen juga terpukul, meski cukup ditopang penjualan secara online," katanya