IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Keberadaan petugas keamanan wanita yang dikerahkan untuk melayani jamaah umrah di dua kota suci memang menjadi pemandangan yang baru. Ini menjadi yang pertama kalinya bagi Arab Saudi memasang petugas keamanan wanita khususnya di Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Ada ratusan petugas keamanan yang dikerahkan di Makkah dan Madinah. Mereka bertugas memberikan keamanan dan memandu jamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Keberadaan mereka adalah pencapaian luar biasa dari visi Kerajaan Arab Saudi 2030.
Di Masjid Nabawi, sebanyak 113 keamanan wanita telah bertugas sejak enam bulan lalu. Petugas keamanan wanita itu adalah satuan cabang keamanan dalam dari Pasukan Khusus Keamanan Arab Saudi. Mereka terbagi menjadi empat tim, setiap tim terdiri sekitar 18 orang. Mereka pun menjalankan tugasnya sepanjang waktu. Menurut Direktur Kepolisian Madinah, Mayor Jenderal Abdul Rahman Al Mashhan tugas pokok para keamanan wanita itu adalah untuk mengawasi dan membantu jamaah umrah di dua kota suci.
Para petugas keamanan wanita itu mengenakan seragam moka, baret hitam, dan cadar. Mereka membimbing dan membantu jamaah wanita dalam menerapkan protokol Covid-19.
Dalam menjalankan tugasnya mereka penuh percaya diri. Para petugas keamanan wanita itu pun dibekali kemampuan belajar bela diri, pertolongan pertama, dan cara menggunakan senjata api. Mereka juga harus mengikuti kursus bahasa Arab dan Inggris untuk meningkatkan keterampilan komunikasi mereka, pendidikan komputer, dan kebugaran.
Salah seorang petugas keamanan wanita adalah Hanan Al Rashidi yang berusia 27 tahun. Ia telah delapan bulan bertugas. Ia sangat bangga menjalankan pekerjaannya karena baginya itu adalah bentuk pelayanan kemanusiaan.
“Saya sangat gembira. Merupakan suatu kehormatan untuk bekerja di Masjid Nabawi dan melayani para tamu Allah," kata Al Rashidi seperti dilansir Arab News pada Kamis (29/4).
Al Rashidi mengungkapkan kebanggaannya dalam mengibarkan bendera untuk visi Saudi 2030 dan menganggap era saat ini sebagai salah satu yang berhasil dalam pemberdayaan perempuan.
"Saya bersyukur bisa bekerja di posisi ini. Pemimpin kami telah memberi kami banyak kesempatan. Dari mengemudi hingga bekerja di bidang apa pun, wanita setara dengan pria. Tidak ada bedanya, ” ujarnya.
Begitupun dengan Reem AlMahjoob yang telah bertugas selama enam bukan terakhir menjadi keamanan wanita dk Madinah. Ia menilai visi kerajaan Arab Saudi telah memberdayakan wanita untuk mengambil pekerjaan di berbagai bidang seperti militer, penerbangan, dan pemerintahan.
"Ini adalah era perempuan. Wanita sekarang dapat bergabung dengan militer di antara banyak sektor lain yang selalu ingin mereka masuki," katanya.
Penempatan perwira wanita di dua kota suci tersebut adalah salah satu dari banyak perubahan luar biasa yang telah disaksikan Arab Saudi sejak Putra Mahkota Mohammed bin Salman meluncurkan rencana Visi 2030 pada April 2016.
Pemberdayaan perempuan, termasuk inklusi ekonomi dan partisipasi angkatan kerja, adalah salah satu tujuan utama dari program Visi 2030.
Sebagai bagian dari strategi, Arab Saudi tidak hanya memperkenalkan reformasi hukum tetapi juga mendanai proyek dan inisiatif di sejumlah sektor termasuk pariwisata, investasi, dan budaya yang telah menciptakan peluang bagi perempuan.
Kemajuan dalam kesetaraan gender di sektor pertahanan itu pun sangat mengesankan. Diketahui Arab Saudi memutuskan tiga tahun lalu untuk mengizinkan wanita bergabung dengan militer.
Pada 2020, sayap militer pertama untuk wanita di angkatan bersenjata Arab Saudi diluncurkan. Pada Februari tahun ini, Kementerian Pertahanan mengumumkan bahwa pria dan wanita di Kerajaan dapat melamar posisi di militer melalui portal penerimaan terpadu.
Petugas keamanan wanita bergabung dengan jajaran pasukan keamanan Makkah untuk pertama kalinya selama pelaksanaan haji musim panas lalu di tengah pandemi COVID-19. Kontingen wanita yang ditempatkan di Masjid Nabawi di Madinah membuktikan bahwa apa pun yang dapat dilakukan pria Saudi, wanita Saudi juga dapat melakukannya.
Al Hanouf AlGomzi yang berasal dari keluarga dengan latar belakang pertahanan, mengatakan dia merasa penempatannya di kota suci itu sangat bermanfaat.
"Perasaan itu benar-benar tak terlukiskan. Saya di Masjid Nabawi mengawasi para pengunjung. Saya sangat bangga pada diri saya dan kolega saya. Saya bisa bergabung dengan saudara-saudara saya di bidang ini. Saya ingin bergabung dengan sektor ini lebih dari yang lain. Kami sekarang menemukan wanita yang bekerja di banyak bidang. Mereka hampir sama dengan laki-laki," katanya.