Rabu 05 May 2021 05:05 WIB

BPJPH Jajaki Artificial Intelligence untuk Layanan Halal

BPJPH menjajaki penggunaan artificial intelligence dalam penggunaan layanan halal.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Esthi Maharani
Plt Kepala BPJPH, Mastuki
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Plt Kepala BPJPH, Mastuki

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag) terus berikhtiar meningkatkan layanan jaminan produk halal. Setelah uji coba sistem informasi dalam proses layanan sertifikasi halal, BPJPH melakukan eksplorasi di bidang teknologi yang berpotensi mendukung pengembangan layanan halal.

BPJPH menjajaki penggunaan artificial intelligence dalam penggunaan layanan halal. Hal itu ditandai dengan kunjungan tim BPJPH ke Artificial Intelligence Center Indonesia (AiCI) di Gedung Lab Riset Multidisiplin Fakultas MIPA Universitas Indonesia.

"Kunjungan ini kami maksudkan untuk mengenal lebih dekat artificial intelligence. Harapannya, kami dapat melakukan diskusi dengan pengelola AiCI dan mengeksplorasi ide-ide baru untuk mendukung peningkatan layanan BPJPH," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPJPH, Mastuki melalui pesan tertulis kepada Republika, Selasa (4/5).

Mastuki mengatakan, penyelenggaraan JPH memiliki cakupan yang sangat luas, dengan proses bisnis yang melibatkan multi-stakeholders. Penerima layanan BPJPH jumlahnya sangat banyak, bahkan jangkauannya sampai tingkat global.

Menurutnya, kondisi itu merupakan tantangan yang harus dihadapi. Karena itu, pihaknya terus menerus melakukan upaya kreatif dan inovatif. Bersikap terbuka untuk bersinergi dan berdiskusi secara inklusif dengan berbagai pihak untuk menggali ide-ide baru yang bermanfaat.

"Penggunaan teknologi, termasuk teknologi artificial intelligence, potensial untuk mendukung proses layanan JPH, mulai dari sosialisasi dan pembinaan, sertifikasi halal, pendampingan UMK berorientasi halal, penyiapan SDM di bidang halal, dan web-based services untuk digitalisasi layanan yang menjadi program unggulan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas," ujarnya.

Ia menyampaikan, BPJPH berharap ada terobosan teknologi yang dapat memudahkan dan mempercepat berbagai aktivitas layanan halal. Misalnya sosialisasi dan edukasi halal dari mengenali bahan, penggunaan bahan, proses produksi halal, titik kritis kehalalan, dan sebagainya sampai sedetail mungkin. Itu sangat mungkin dilakukan dengan artificial intelligence.

"Pelatihan pendamping atau mentor halal bagi UMK juga akan jauh lebih mudah dengan penggunaan teknologi. Bahkan virtual reality (VR) yang dikembangkan AiCI bekerjasama dengan UMG Idea Lab menginspirasi kami untuk promosi halal, virtual tour, expo produk halal, hingga rancangan web yang digitalized-based," jelas Mastuki.

Co-Founder dan Direktur AiCI, Baiq Hana Susanti mengatakan, pihaknya sangat berkomitmen  membantu BPJPH sebagai badan pemerintah yang menjalankan tugas menyelenggarakan JPH. AiCI adalah lembaga yang didirikan atas kerjasama UMG Idea Lab Indonesia dengan Fakultas MIPA Universitas Indonesia. Tujuannya mengembangkan SDM di bidang artificial intelligence untuk membangun kapabilitas bangsa menyambut revolusi industri 4.0.

Hana mengatakan, pihaknya siap bekerja sama dengan BPJPH. Misalnya melaksanakan program pelatihan untuk penyedia halal, juru sembelih halal, pendampingan UMK, dan sebagainya. Kerjasama terkait pemeriksaan dan pengujian produk halal, virtual tour untuk RPH halal, pengembangan aplikasi, dan sebagainya.

"Kita tahu, untuk UMKM yang ada di Indonesia saja jumlahnya jutaan, karena itu tidak mungkin kalau (layanan jaminan produk halal) ini tidak melibatkan teknologi. Kami siap kolaborasi dengan BPJPH," kata Hana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement