IHRAM.CO.ID, GAZA – Insinyur Luar Angkasa berdarah Palestina, Loay Elbasyouni menjadi bagian dari tim Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA). Dia telah berkontribusi dalam pembuatan helikopter eksperimental dari permukaan Mars.
Kendati bisa membuat alat canggih menuju Mars, sebatas menjalankan ekspedisi ke kampung halamannya di Jalur Gaza terasa semakin jauh. Ini karena adanya pembatasan Israel dan Mesir.
“Ketika Anda berurusan dengan elektron dan teknologi, Anda dapat menghitung berbagai hal dan mengetahui jalurnya. Namun, saat Anda berurusan dengan orang dan politik, Anda tidak tahu ke mana arahnya,” kata Elbasyouni, dilansir Aljazirah, Rabu (5/5).
Pada tahun 1998 lalu, dia meninggalkan Gaza untuk belajar di AS. Dia pernah kembali sekali dalam kunjungan singkatnya pada tahun 2000 sebelum Intifadah Palestina kedua.
Sekitar 6.000 warga Palestina dan 1.000 orang Israel tewas dalam pertempuran, serangan, dan operasi militer Israel sebelum kekerasan mereda pada tahun 2005. Pertempuran itu sangat intens di dalam dan sekitar kota-kota perbatasan seperti Beit Hanoun. Bahkan tank militer Israel meratakan kebun buah milik ayah Elbasyouni.
Israel menarik diri dari Gaza pada 2005. Akan tetapi, dua tahun kemudian Hamas mengambil kendali atas jalur itu dari pasukan saingannya, Fatah. Sejak itu, Israel dan Mesir telah mempertahankan blokade yang secara ketat membatasi pergerakan orang dan barang masuk dan keluar dari jalur pantai sempit, rumah bagi lebih dari dua juta orang Palestina.