Senin 10 May 2021 11:01 WIB

PM Pakistan Umroh di Sela Kunjungan Kenegaraan

PM Pakistan Umroh di Sela Kunjungan Negara

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Muhammad Hafil
PM Pakistan Umroh di Sela Kunjungan Negara. Foto: Perdana Menteri Pakistan Imran Khan saat berbicara di Asia Society saat mengunjungi Majelis Umum PBB di New York, Kamis (26/9).
Foto: AP Photo/Bebeto Matthews
PM Pakistan Umroh di Sela Kunjungan Negara. Foto: Perdana Menteri Pakistan Imran Khan saat berbicara di Asia Society saat mengunjungi Majelis Umum PBB di New York, Kamis (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, pergi ke Makkah untuk Umrah sebagai bagian dari kunjungan negara selama tiga hari ke Arab Saudi.

Setibanya di Masjidil Haram, dia disambut oleh pejabat tinggi dari Presidensi Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Baca Juga

Foto-foto Khan memegang tangan istrinya Bushra Bibi saat melakukan tawaf dibagikan oleh pengguna media sosial. Dia juga melakukan perjalanan ke Madinah untuk mengunjungi Masjid Nabawi.

Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan Khan sebelumnya menandatangani perjanjian di Istana Al Salam di Jeddah.

"Kedua pemimpin menegaskan kembali hubungan sejarah dan persaudaraan antara kerajaan Arab Saudi dan Republik Islam Pakistan, meninjau semua aspek kerjasama bilateral dan membahas masalah regional dan internasional yang menjadi kepentingan bersama," lapor Saudi Press Agency dilansir di thenationalnews.com.

Kedua belah pihak membahas langkah untuk memperkuat hubungan kedua negara persaudaraan di semua bidang. Keduanya juga sepakat untuk mengintensifkan kontak dan kerja sama antara pejabat pemerintah dan sektor swasta di kedua negara. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan hubungan bilateral demi kepentingan kedua negara.

Khalid Al Falih, Menteri Investasi Saudi, memuji inisiatif Dewan Koordinasi Tertinggi Saudi-Pakistan, yang berupaya meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan bilateral. Al Falih mengatakan bahwa volume perdagangan antara kedua negara mencapai 33 miliar riyal (8,8 miliar dolar AS) selama tiga tahun terakhir, meskipun pandemi sedang melanda.

Dengan terbangunnya hubungan perdagangan kedua negara diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement