Kamis 13 May 2021 11:58 WIB

Tradisi Lebaran di Jazan yang Menyerupai Upacara Pernikahan

Tradisi Lebaran di Jazan yang Menyerupai Upacara Pernikahan

Meski pandemi mengganggu banyak perayaan, ritual Idul Fitri tetap tak terlupakan di hati masyarakat. Mereka merindukan detail terkecil dari Idul Fitri, dengan warisan sosial dan banyak adat istiadat yang telah diturunkan dari generasi ke generasi dan tetap dalam ingatan mereka.
Foto: arab news
Meski pandemi mengganggu banyak perayaan, ritual Idul Fitri tetap tak terlupakan di hati masyarakat. Mereka merindukan detail terkecil dari Idul Fitri, dengan warisan sosial dan banyak adat istiadat yang telah diturunkan dari generasi ke generasi dan tetap dalam ingatan mereka.

IHRAM.CO.ID, JAZAN -- Tahun ini idul fitri terasa lebih hidup dan berwarna, berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya yang serba terbatas akibat infeksi virus Covid-19 yang mengkhawatirkan.

Berbeda dengan tahun lalu, dimana pelaksanaan sholat idul fitri hanya boleh dilakukan di rumah masing-masing, kini umat Muslim sudah lebih tenang dan diizinkan untuk melaksanakan sholat berjamaah, dengan penerapan protokol kesehatan. 

Bukan hanya telah diizinkan untuk lebih bebas, umat Muslim kini juga dapat kembali berkesempatan meratakan pesta hijazi, acara yang disiapkan oleh keluarga tertua agar seluruh keluarga berkumpul bersama di hari pertama idul fitri.
 
Ritual yang telah berlangsung secara turun-temurun ini biasanya diramaikan dengan sajian hidangan tradisional seperti ta'ateemah, dibyaza, kelinci, ma'asoup, dan roti fatoot.
 
Haneen Fahad, seorang ibu berusia 40-an, mengatakan bahwa sholat Idul Fitri yang dirindukan merupakan pertemuan sosial pertama, dimana mereka dapat bertemu dan menyapa orang-orang sekitar mereka.
 
Dia menambahkan bahwa tidak ada yang bisa dibandingkan dengan perasaan spiritual dan mendebarkan di hari pertama hari raya.
 
“Salah satu hal yang sangat saya kagumi adalah menyiapkan beberapa hadiah untuk anak-anak saya untuk dibagikan kepada anak-anak lain di masjid setelah sholat Idul Fitri,” katanya yang dikutip di Arab News, Kamis (13/5). 
 
“Ada banyak kesenangan. Begitu seluruh keluarga berkumpul, banyak kegiatan dimulai, di mana saudara yang lebih tua mulai membagikan uang Eidiya kepada anak-anak dan orang dewasa, keluarga mulai bertukar hadiah, dan semua orang terlihat rapi, segar dan bahagia.
 
Nahla Zameem, seorang ibu empat anak yang memiliki rumah keluarga yang terletak di kota Jazan, memberikan beberapa wawasan tentang tradisi daerah tersebut.
 
Dia mengatakan bahwa perayaan idul fitri di Jazani Iebih menyerupai acara pernikahan besar bagi penduduknya.
 
Para wanita suka merayakan Idul Fitri dengan cara tradisional, menggunakan bunga melati, pewarna henna, dan mengenakan jalabiya tradisional sebagai cara untuk mengekspresikan kebahagiaan, keindahan, dan keanggunan.
 
Bunga melati dijadikan mahkota dan dililitkan di rambut, bahkan ada yang memilih kalung melati berukuran besar hingga panjang 1 meter. Para wanita di wilayah ini juga memesan janji temu dengan seniman henna untuk menghias lengan dan kaki mereka dengan tato temporer dengan pola yang berbeda.
 
Henna merupakan pewarna coklat kemerahan yang terbuat dari bubuk daun semak tropis, digunakan untuk mewarnai rambut dan menghiasi tubuh.
 
Daerah ini juga terkenal dengan masakan tradisionalnya yang terkenal kaya nutrisi, seperti semur, ikan, ghee, madu, acar dan lain-lain.
 
Salah satu hidangan Jazani tradisional paling penting untuk sarapan Idul Fitri adalah ikan asin, yang juga umum di kalangan orang Mesir dan Palestina selama festival keagamaan.
 
 
“Sekitar jam 8 pagi setiap Idul Fitri, semua pria di lingkungan itu mulai berkumpul di rumah ayah saya, di mana sarapan besar diadakan, terdiri dari deretan makanan populer yang bisa mencapai panjang beberapa meter, yang semuanya disajikan. dalam pot tanah liat untuk memberikan getaran otentik yang luar biasa,” tutur Zameem.
 
“Kami menyiapkan ikan asin hampir sebulan sebelumnya, di mana kami membersihkan ikan dan mengisinya dengan garam dan mengawetkannya dengan menjemurnya hingga kering di bawah sinar matahari. Selama Idul Fitri, kami menggorengnya untuk sarapan."
 
Kembang api dan tarian cerita rakyat juga menjadi bagian penting dari perayaan Idul Fitri di Jazan. Beberapa tarian yang terkenal adalah Jazani Ardha, atau orang Jazani menyebutnya "Zlaf".
 
 
 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement