Pada saat melakukan tes tersebut, pertama, Wahid diminta untuk membaca surat Al Fatihah. Kemudian, laki-laki yang merupakan alumni Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Malang tersebut membaca surat lain dalam Al Quran, sesuai keinginan para syeikh.
"Beliau membuka Al Quran, menunjuknya, dan kita langsung membaca (dari hafalan), itu acak," ujar Wahid.
Pada saat memasuki tes hafalan Al Quran, ada koreksi yang dilakukan para syekh tersebut. Makhraj, atau cara pelafalan huruf hijaiyah yang biasa dilafalkan oleh Wahid, ternyata tidak pas di telinga para syeikh tersebut.Pada saat itu, Wahid berusaha tetap tenang, dan mengikuti arahan para syeikh tersebut.
"Pada saat itu, beliau mengoreksi satu huruf saja, saya sempat down. Padahal, biasanya satu huruf itu, pada saat saya bersama guru saya, itu tidak ada masalah. Namun, di telinga beliau, itu ada perbedaannya," kata Wahid, yang memiliki puluhan pengalaman mengikuti lomba Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) itu.