IHRAM.CO.ID, PARIS -- Prancis, Mesir, dan Yordania telah meminta Israel dan Palestina untuk segera menyetujui gencatan senjata dan mengakhiri konflik yang telah membunuh ratusan warga sipil. Ini merupakan sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan pada Rabu (19/5).
Pernyataan itu menyusul pertemuan antara Presiden Emmanuel Macron, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, dan Raja Yordania, Abdullah II, pada Selasa (18/5) di mana mereka juga sepakat untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata melalui Dewan Keamanan PBB, sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kata kantor presiden Prancis.
Prancis telah meningkatkan hubungan diplomatik dengan negara-negara di Timur Tengah, Eropa dan AS untuk mengakhiri permusuhan, selain mengadakan pembicaraan dengan Israel dan para pemimpin Palestina secara terpisah, untuk mendorong adopsi resolusi gencatan senjata.
Dilansir dari Anadolu Agency, Kamis (20/5), Presiden Prancis, Emmanuel Macron juga mengadakan pertemuan dengan Presiden Tunisia, Kais Saied, satu-satunya negara Arab anggota Dewan Keamanan PBB. Ketiga negara tersebut menuntut Israel memberikan akses penuh dan tanpa hambatan untuk pendistribusian bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Sejak konflik berkobar dalam sepuluh hari terakhir, menurut PBB, hampir 60 ribu orang telah mengungsi di Gaza dan 47 ribu lainnya telah berlindung di sekolah Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNWRA).
Program Pangan Dunia juga memperingatkan bahwa lebih dari 160 ribu orang di Gaza telah didorong ke dalam kerawanan pangan.
Israel saat ini memblokir masuknya kargo yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. Beberapa jam setelah pembukaan penyeberangan Kerem Shalom di perbatasan dengan Mesir setelah jeda sembilan hari pada Selasa, memungkinkan lima dari 24 truk yang membawa pasokan kemanusiaan ke Gaza, Israel menutup gerbangnya. Otoritas Israel menyalahkan gerilyawan yang menurut mereka meluncurkan mortir di penyeberangan itu.
Prancis, Mesir dan Yordania telah meyakinkan untuk bekerja sama dengan mitra internasional dan PBB, untuk memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan untuk Gaza.