IHRAM.CO.ID, YERUSALEM -- Dalam hari pertama berlakunya gencatan senjata antara Israel dan Hamas, tensi kembali memanas. Polisi Israel dilaporkan kembali menerabas masuk kompleks Masjid al-Aqsha, kemarin.
Wafa News dan Aljazirah melaporkan, saksi mata menuturkan bahwa selepas shalat Jumat (21/5), banyak warga Palestina tetap di masjid. Mereka merayakan gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang disepakati pada Kamis (20/5) malam.
"Mereka menyanyi dan meneriakkan yel-yel saat sekumpulan polisi Israel yang bertugas di dekat kopleks itu mulai menggunakan prosedur anti huru-hara," dilaporkan wartawan Aljazirah. Petugas polisi Israel tersebut menembakkan granat kejut, bom asap, dan gas air mata."Mereka menembaki kerumunan untuk membubarkan mereka."
Tindakan tersebut serupa dengan yang terjadi pada akhir Ramadhan lalu. Kala itu, warga Palestina yang berkumpul di Majdi al-Aqsha guna memprotes pengusiran di Sheikh Jarrah dibubarkan dengan kekerasan oleh polisi Israel. Kejadian tersebutlah yang kemudian memicu serangan roket Hamas yang dibalas dengan brutal dengan bombardir Gaza oleh militer Israel.
Wafa News mencatat, belasan warga Palestina terluka dalam serangan kemarin. Menurut Wafa, peluru karet juga ditembakkan dan melukai 15 jamaah. Sementara banyak lainnya mengalami sesak napas karena gas air mata atau karena dipukuli polisi.
Sedangkan the Jerusalem Post mengiyakan, rekaman langsung dari lokasi menunjukkan polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet. Paramedik nampak beroperasi di lapangan.
Kepolisian Israel mengklaim, kericuhan itu terjadi selepas ratusan pemuda Palestina melemparkan batu dan bom Molotov ke arah petugas polisi. Kepala Kepolisian Distrik Yerusalem, Doron Turgeman kemudian memerintahkan polisi memasuki kompleks Masjid al-Aqsha dan Haram al-Sharif untuk menangani warga Palestina di dekat pos polisi.
Menurut the Jerusalem Post, sebanyak 20 orang terluka akibat peluru karet dan serpihan granat kejut. Sementara sembilan orang ditangkap saat polisi membubarkan massa.
Israel dan Hamas sepakat melakukan gencatan senjata yang berlaku sejak Jumat (21/5) pukul 02.00 dini hari. Gencatan senjata itu merupakan hasil mediasi pemerintah Mesir. "Perlawanan Palestina akan mematuhi perjanjian ini selama penjajah (Israel) melakukan hal yang sama," kata Taher Al-Nono, penasihat media untuk kepala Hamas Ismail Haniyeh, kepada Reuters. Ia menambahkan, gencatan senjata ini akan "saling menguntungkan dan simultan".
Kabar yang beredar, di antara poin kesepatan adalah penarikan pasukan Israel dari Masjid al-Aqsha dan dihentikannya pengusiran penduduk Palestina di pemukiman Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur. Kedua isu tersebut adalah pemicu kekerasan terkini.