Senin 24 May 2021 12:10 WIB

Anak 10 Tahun Tunjukkan Penderitaan Anak-Anak Gaza

Bagi banyak anak Gaza, ini bukanlah pengalaman pertama hidup di bawah bom Israel

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Nadine Abdullatif, anak 10 tahun yang menunjukkan penderitaan anak-anak di Gaza
Foto:

Bagi banyak anak Gaza, ini bukanlah pengalaman pertama mereka hidup di bawah bom Israel. Ratusan orang telah terbunuh dalam serangan serupa dalam beberapa tahun terakhir.Contohnya 333 anak pada tahun 2008-2009 dan 551 pada tahun 2014. Mereka yang selamat tidak bisa pergi meninggalkan Gaza. Mereka hidup di bawah pengepungan yang disebabkan blokade oleh Israel dan Mesir sejak 2007.

Menurut studi tahun 2020, hampir 90 persen anak berusia 11 hingga 17 tahun di Gaza telah mengalami trauma pribadi dan melihat pembongkaran property. Sementara itu, lebih dari 80 persen telah menyaksikan trauma pada orang lain. Ini adalah tiga kontributor terbesar untuk gangguan stres pascatrauma.

Menurut Islamic Relief, sekitar 38 persen anak muda di Gaza telah mempertimbangkan bunuh diri. Sebelum serangan pun, layanan kesehatan mental terlalu sedikit dan kekurangan dana. Terlebih setelah konflik, 24 fasilitas kesehatan diserang.

Dilansir Middle East Eye, Senin (24/5), saudara laki-laki Nadine, Mohamed Abdullatif (26 tahun) mengatakan dia tidak pernah melihat serangan intensitas seperti ini pada perang sebelumnya. “Meskipun penembakan di sekitar kami kuat dan mereka mengancam rumah yang dekat dengan kami, kami tidak pergi. Kami akan tinggal di sini karena tidak ada tempat bagi kami untuk pergi,” ucap dia.

Seperti anak-anak pada umumnya, Nadine belajar bahasa Inggris dari menonton animasi dan bermain komputer. Dia juga mengunggah video tentang kehidupan sehari-harinya. Beberapa video di akun Instagramnya menceritakan kehidupan sehari-harinya.

Mohamed menyebut Nadine mulai membuat vlog tentang perang dan penderitaan yang dia alami. Dia pergi untuk merekam video pada pagi hari setelah rumah tetangga mereka dibom. “Meskipun dia berusaha menyembunyikan rasa takutnya, terlihat dia takut. Bahkan, orang dewasa pun takut saat penyerangan dimulai,” tuturnya.

Nadine berharap videonya akan menunjukkan pada dunia penderitaan yang dihadapi oleh warga Palestina. “Saya ingin terus memberi tahu dunia tentang apa yang terjadi dan tentang hak-hak kami yang dirampas. Saya ingin membela anak-anak yang tidak bisa membela diri,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement