Wapres menerangkan, road map tersebut juga disusun dengan mempertimbangkan berbagai isu strategis, situasi dan kondisi, peluang dan tantangan terkini. Sebab, ada sejumlah isu strategis yang dinilai menjadi penghambat bagi pertumbuhan perbankan syariah ke depan.
Antara lain belum adanya diferensiasi model bisnis yang signifikan, kualitas SDM dan teknologi yang kurang optimal serta indeks inklusi dan literasi yang masih rendah.
Di sisi lain, kata Ma'ruf, sejumlah faktor pendukung memberikan peluang bagi pengembangan industri perbankan syariah ke depan, antara lain pesatnya kemajuan teknologi dan digitalisasi yang diakselerasi oleh kondisi pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi syariah antara lain industri halal dan bisnis syariah serta semakin bertumbuhnya kesadaran beragama di masyarakat.
"Untuk itulah, visi Road Map Perbankan Syariah 2020-2025 adalah mewujudkan perbankan syariah yang berdaya tahan (resilient), berdaya saing tinggi dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional dan pembangunan sosial," katanya.