IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Di antara para calon haji yang menyertai Rasulullah SAW dalam menunaikan ibadah haji Wada dari kalangan para sahabat adalah Abu Musa Al Asy'ari. Sahabat yang namanya mencuat sebagai ketua tim perunding dari pihak Ali bin Abi Thalib dalam peristiwa tahkim ini bernama lengkap Abu Musa Abdullah Ibn Qais bin Salim Al Asy'ari.
Ahmad Rofi Usmani dalam bukunya 'Pesona Ibadah Nabi' mengatakan, Abu Musa lahir di Gaza, Yaman, 21 tahun sebelum hijrah, setelah dewasa, dia bersama beberapa saudaranya dan anggota sukunya bani Asy'ar meninggalkan negerinya menuju Mekkah. Setelah memeluk Islam Abu Musa Al Asy'ari termasuk dalam kelompok muhajirin angkatan pertama yang berhijrah ke habasyah.
"Setelah hijrah ke Madinah Rasulullah SAW menugaskannya Ke Yaman," katanya.
Ketika Umar Ibn Khattab menjabat khalifah, Abu Musa diangkat sebagai wali kota Basrah, menggantikan al-Mughirah ibn Syubah. Pada tahun yang sama, dia kemudian diangkat sebagai walikota Kerman.
"Jabatan tersebut tetap dia duduki setelah Usman bin Affan menjabat khalifah," katanya.
Kala Ali Ibn Abi Thalib menjabat khalifah, dia meminta Abu Musa agar memobilisasi warga Kufah untuk mengadakan gerak maju pasukan pembelot dalam peristiwa Perang Unta, tetapi Abu Musa memilih untuk tidak mematuhi khalifahnya. Akibatnya, sang khalifah memecatnya dari jabatannya sebagai walikota Basrah.
Sebelum itu diceritakan, tatkala iring-iringan para calon haji yang dipimpin oleh Rasulullah tersebut sampai di iring-iringan itu berhenti untuk beristirahat. Saat itu, Abu Musa Al Asy'ari berada tidak jauh dari beliau.
Melihat sahabat beliau yang suaranya terkenal sangat merdu itu beliau mendekatinya dan bertanya kepadanya.
"Abu Musa! Engkau berniat ihram apa?" Tanya Rasulullah
"Saya berniat seperti ihram Nabi," kata Abu Musa
"Apakah engkau membawa hewan kurban? tanya Rasulullah lebih lanjut."
"Tidak, wahai Rasulullah! "Jawab Abu Musa"
"Jika begitu tawaf lah di Baitullah lalu bersa'i lah antara Safa dan Marwah, kemudian bertahallul!"Perintah Rasulullah SAW.
Abu Musa pun tawaf di Baitullah dan bersa'k antara Shafa dan Marwa. Setelah itu, dia mendatangi seorang perempuan asal kaumnya yang kemudian menyisir rambutnya dan mencuci kepalanya. Demikianlah yang diajarkan kepada khalayak ramai pada masa pemerintahan Abu Bakar As Siddiq dan Umar Bin Khattab ketika melaksanakan ibadah haji.
Namun kemudian ada seseorang yang datang menemui Abu Musa dan berkata kepadanya.
"Abu Musa apakah engkau tidak tahu ketentuan ibadah haji yang dibuat oleh Amir al-Mukminin (Umar ra). Mendengar hal demikian Abu Musa pun menggumumkan kepada khalayak.
"Saudara-saudaraku barangsiapa menerima pengajaran dariku tentang haji tidak melaksanakannya! Karena Amirul Mukminin telah membuat ketentuan berhaji, Ikutilah dan sempurnakanlah!"
Kemudian ketika bertemu dengan Amirul mukminin (Umar) Abu Musa pun Bertanya kepadanya.
"Wahai Amir al-mukminin ketentuan apa yang telah engkau buat dalam ibadah haji?" katanya.
"Wahai Abu Musa jika kita berpedoman dengan kitab Allah Sesungguhnya Allah telah berfirman sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.(Al-Baqarah ayat 196). Apabila kita berpedoman dengan ajaran Nabi Muhammad sesungguhnya beliau tidak bertahallul sebelum beliau menyembelih hewan qurban," jawab Umar