IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Pasar sukuk global akan semakin bergairah dengan rencana perusahaan minyak terbesar dunia, Saudi Aramco, yang berencana menerbitkan sukuk berdenominasi dolar AS.
BUMN migas Arab Saudi ini menawarkan surat utang dengan tiga pilihan jatuh tempo mulai tiga, lima dan 10 tahun.
Penghimpunan dana ini bertujuan mendanai pembayaran dividen senilai 75 miliar dolar AS atau setara Rp1.072 triliun yang dijanjikan saat IPO (penawaran saham perdana), seperti dilansir Bloomberg.
Penutupan wilayah yang meluas untuk mencegah penyebaran Covid-19 telah berdampak terhadap bisnis Saudi Aramco tahub lalu.
Pandemi tersebut telah membuat harga minyal Brent jatuh di bawah 16 dolar AS per barel, terendah sejak 1999.
Bencana itu mendorong Aramco untuk mengurangi pengeluaran, memangkas pekerjaan, dan menjual aset non-inti. Meski harga minyak telah naik dan labanya melonjak pada kuartal I 2021, arus kas bebas perusahaan masih kurang 18,75 AS miliar yang dibutuhkan untuk membayarkan dividen.
Penerbitan sukuk ini akan menjadi yang pertama kalinya bagi Aramco. Pada November tahun lalu, perusahaan juga telah menerbitkan surat utang namun tidak berbasis syariah senilai 8 miliar dolar AS.
Sebelumnya, Aramco juga pernah menerbitkan obligasi senilai 12 miliar dolar AS.
Untuk keperluan itu, Saudi Aramco telah menggandeng perusahaan jasa keuangan, Citigroup dan Goldman Sachs Group. Perusahaan telah menggandeng lebih dari 10 bank untuk mengatur pemanggilan terhadap investor.
Sejumlah bank tersebut antara laun Alinma Invest, Al Rajhi Capital, BNP Paribas, Citigroup, First Abu Dhabi Bank, Goldman Sachs, HSBC, JPMorgan, Morgan Stanley, NCB Capital, Riyad Capital, SMBC Nikko dan Standard Chartered Bank.