Rabu 09 Jun 2021 06:42 WIB

Turki Kutuk Keras Serangan Islamofobia di Kanada

Turki mengutuk keras serangan islamofobia yang menargetkan sebuah keluarga Muslim

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Esthi Maharani
Lokasi penabrakan keluarga Muslim di London, Ontario, Kanada, 7 Juni 2021.
Foto: REUTERS/Carlos Osorio
Lokasi penabrakan keluarga Muslim di London, Ontario, Kanada, 7 Juni 2021.

IHRAM.CO.ID, ANKARA—Juru Bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin mendesak penghentian demonisasi terhadap Muslim, dan mengutuk keras serangan rasis yang menargetkan sebuah keluarga Muslim di London, Kanada, yang menewaskan empat orang dan satu orang luka parah.

“Barbarisme modern harus dihentikan. Demonisasi umat Islam harus diakhiri,” katanya yang dikutip di Daily Sabah, Selasa (8/6).

Dia juga mengatakan bahwa serangan yang berlandaskan kebencian, islamofobia dan rasisme, terus meningkat di negara-negara Barat, khususnya Eropa, merujuk pada serangan di London yang dimotivasi oleh kebencian.

Pejabat Turki, termasuk Presiden Recep Tayyip Erdoğan, kerap mendesak para pembuat keputusan dan politisi Barat untuk mengambil sikap menentang rasisme dan jenis diskriminasi lain yang telah mengancam kehidupan jutaan orang yang tinggal di perbatasan blok tersebut.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt avuşoğlu mengatakan bahwa Turki akan menyiapkan laporan tahunan tentang serangan islamofobia dan rasisme. Menyusul penegasan Erdogan yang menyebut islamofobia sebagai instrumen politisi Barat untuk menutupi kegagalan mereka.

Serangan rasis yang menargetkan Muslim atau imigran semakin menjadi berita utama karena supremasi kulit putih menjadi lebih efisien di zaman di mana cita-cita mereka, atau setidaknya sebagian dari mereka, menjadi arus utama. Tidak ada satu pun kelompok besar yang mengatur serangan-serangan ini terhadap Muslim dan imigran; sebaliknya, serangan individu menyebabkan lebih banyak serangan oleh peniru.

Iklim politik yang toleran dengan dalih kebebasan berbicara telah membantu simpatisan sayap kanan dengan kecenderungan kekerasan memperluas dukungan mereka. Misalnya, Islamofobia sedang disamarkan sebagai sekularisme di Prancis, kata seorang pemimpin oposisi Prancis dalam kritik terhadap pemerintah yang dipimpin Emmanuel Macron, yang baru-baru ini mendapat kecaman karena kebijakannya terhadap Muslim yang tinggal di negara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement