Jumat 11 Jun 2021 00:41 WIB

Gelombang Panas Timur Tengah Capai Suhu 50 Derajat Celcius

Oman, Iran, Kuwait, dan UEA mencapai suhu di atas 50 derajat celcius

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Esthi Maharani
Gelombang panas
Foto: abc
Gelombang panas

IHRAM.CO.ID, ABU DHABI -- Gelombang panas yang melanda Timur Tengah memecahkan rekor panas sepanjang tahun. Empat negara di Timur Tengah mengalami suhu melampaui 50 derajat Celcius pada akhir pekan.

Dilansir di Middle East Eye, Kamis (10/6), suhu di Oman, Iran, Kuwait, dan Uni Emirat Arab (UEA) mencapai beberapa derajat di atas normal. Washington Post melaporkan, pada Sabtu (5/6) lalu suhu mencapai 51 derajat Celcius di Sweihan, sebuah kota kecil sekitar 80 km timur Abu Dhabi di UEA.

Di Omidieh di barat daya Iran, suhu juga naik ke 51 derajat Celcius. Sementara di Jahra, Kuwait, suhu mencapai 50,88 derajat Celcius. Sunaynah, sebuah kota gurun pedalaman di Oman utara, mencatat suhu 50,11 derajat Celcius.

Surat kabar AS itu menyebutkan, bahwa temperatur yang naik mendekati atau di atas 49 derajat Celcius dapat melelehkan krayon, membuat rel kereta api melengkung, membuat aspal lembek, dan memperpanjang jarak lepas landas pesawat.

 

Pada Ahad (6/6), Sweihan mencatat suhu yang lebih tinggi pada 51,77 derajat Celcius, menandai suhu Juni terpanas yang pernah terlihat di UEA dan mengikat rekor negara Teluk tersebut. Panas ekstrem seperti itu telah didokumentasikan sebagai peningkatan frekuensi yang signifikan di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.

Tahun lalu, sebuah penelitian yang diterbitkan di Science Advances, menyatakan bahwa bagian Timur Tengah, khususnya Teluk, mungkin tidak dapat dihuni manusia jika tren saat ini berlanjut.

Pekan lalu, temuan yang diterbitkan di Nature Climate Change, menemukan bahwa lebih dari sepertiga kematian terkait panas di musim panas disebabkan oleh perubahan iklim. Temuan itu lantas memperingatkan jumlah kematian yang lebih tinggi saat suhu global naik.

Kuwait termasuk di antara setengah lusin negara-negara dalam laporan tersebut, di mana ditemukan bahwa persentase kematian terkait panas yang disebabkan oleh perubahan iklim adalah 60 persen atau lebih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement