IHRAM.CO.ID, LONDON -- Sebuah masjid Inggris mengumpulkan 1,4 juta dolar AS (Rp 19,9 miliar) untuk amal selama Ramadhan. Dana tersebut akan diberikan untuk membantu Yaman, Suriah dan Lebanon, serta membantu memberi makan mereka yang lapar dan rentan di Inggris.
Dalam sebuah pernyataan, Satuan Tugas Kemanusiaan Masjid Green Lane mengatakan pada Ramadhan tahun ini, mereka lebih aktif daripada sebelumnya. Mereka menjalin kerja sama dengan berbagai badan amal termasuk Islamic Relief dan One Ummah. Kerja sama itu menghasilkan serangkaian acara penggalangan dana lewat TV hingga program pengiriman makanan selama bulan suci.
Dalam satu penggalangan dana TV, lebih dari 130 ribu pound (Rp 2,6 miliar) dikumpulkan dan dijanjikan untuk proyek pabrik roti Green Lane Masjid di Suriah. Dengan uang tersebut, mereka mampu memanggang roti dari belasan ton tepung setiap hari. Mereka juga menyediakan makanan sehari-hari untuk 28 ribu warga Suriah.
Yaman juga mendapat manfaat dari penggalangan dana masjid Green Lane. Dalam satu seruan yang diselenggarakan oleh stasiun radio lokal di Birmingham, masjid itu berhasil mengumpulkan hampir 20 ribu pound (Rp 403 juta). Uang pun dialokasikan untuk anak-anak yang terjebak dalam krisis kemanusiaan di negara itu.
"Uang itu akan digunakan untuk membeli pasta kacang, makanan yang menyelamatkan jiwa bagi anak-anak kurang gizi yang berada di ambang kematian,” kata pernyataan dari masjid Green Lane, dilansir dari Arab News, Jumat (11/6).
"Pasta digunakan untuk anak-anak yang membutuhkan asupan kalori tinggi untuk menambah berat badan mereka yang tidak dapat menyerap makanan normal karena kondisi kritis mereka," tambahnya.
Di Lebanon, masjid menyediakan ribuan makanan berbuka puasa untuk para pengungsi, tetapi banyak dari mereka tidak dapat berpartisipasi dalam buka puasa. Baru pada bulan Februari, tim bermitra dengan Islamic Relief untuk mendistribusikan lebih dari 2.000 makanan kepada para tunawisma dan rentan di jalan-jalan Birmingham.
Sekitar 65 persen dari mereka yang diberi makanan adalah non-Muslim yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena dampak pandemi virus corona. Nusaybah Naeem, seorang editor di masjid tersebut, mengatakan, bahwa timnya dan masyarakat luas bangkit menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi dan guncangan ekonomi yang mengikutinya, baik di dalam maupun di luar negeri.
“Pada Februari 2021, kami melihat permintaan (bank makanan) empat kali lipat karena banyak orang kehilangan pekerjaan, kehabisan tabungan, atau menunggu untuk menerima tunjangan. Pengguna layanan bank makanan kami sering terbebani oleh hutang dan menderita masalah lain seperti masalah kesehatan mental atau kekerasan dalam rumah tangga," tambahnya.
“Kami memiliki campuran etnis yang kuat dari peserta ke bank makanan. Banyak dari peserta kami adalah non-Muslim. Layanan kami terbuka untuk semua orang tanpa memandang ras, keyakinan, atau latar belakang," ujar Naeem.