Sabtu 12 Jun 2021 10:30 WIB

Perjalanan ke Surga: Menunggang Kuda Poni Cendana Sumba

Perjalanan ke surga: Mengapa Sumba menyukai kuda poni Cendana

Anak-anak  Sumba dengan kudanya. Hampir setiap anak di Sumba dulu pernah naik kuda, tapi sekarang sangat sedikit yang bahkan pernah duduk di atas kuda
Foto:

Sensasi instagram

Meskipun kesehatan mereka umumnya buruk, Sharpe mengakui persilangan Thoroughbred-Sandalwood yang lebih besar lebih cocok untuk kegiatan di resor daripada kuda poni Cendana, dan pergi membangun kawanan.

“Mereka telah dilatih untuk berlari dengan menggunakan taktik ketakutan sehingga pada awalnya mereka tidak terkendali. Siapa pun yang mencoba mengendarainya akan berakhir di tanah, ”katanya.

“Di situlah pekerjaan saya dalam menunggang kuda alami membantu memperlambat mereka untuk naik matahari terbenam di sepanjang pantai – keterampilan yang saya berikan ke anak laki-laki yang stabil,” tegas Sharpe yang memberikan pelajaran keterampilan baru dari anak laki-laki kandangnya, khususnya, cara memandikan hewan dengan membawa mereka ke ombak laut di pantai, terkadang dengan pengendara di punggung mereka.

Kuda Sumba, Warisan Alam Tanah Marapu yang Semakin Menghilang :  Mongabay.co.id

Seiring waktu, ritual mandi di laut berkembang menjadi aktivitas khusus di resor. Ketika para tamu mengambil foto dan membagikannya secara online, kuda-kuda renang itu menjadi viral di Instagram.

“Sumba selalu dikenal di Indonesia sebagai negeri kuda,” kata Jonathan Hani, seorang peternak kuda di Waingapu, ibu kota Sumba yang sepi. “Tetapi ketika para tamu di Nihi mulai berenang dengan kuda dan orang-orang melihat foto-foto di luar negeri, eksposurnya sangat bagus untuk kami. Ini menempatkan Sumba di peta. Kami mendapat lebih banyak turis internasional.”

Manajer resor Madlen Ernest juga memuji kuda-kuda itu karena menjaga properti tetap bertahan selama pandemi virus corona dan mampu tetap memberi makanan kepada lebih dari 300 karyawan. “Sebelum pandemi, hampir semua tamu kami adalah orang asing sehingga ketika larangan perjalanan internasional diperkenalkan pada bulan April, kami harus tutup,” katanya.

“Empat bulan kemudian kami buka kembali menyasar pasar Indonesia. Awalnya kami tidak yakin apakah itu akan berhasil, tetapi semuanya berjalan lebih cepat dari yang diharapkan karena beberapa influencer Indonesia yang tinggal di sini memposting ulang foto kuda berenang di Instagram.”

 

sumber : Alhazeera.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement