IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Mesir selama berabad-abad menjadi pemasok kiswah Ka'bah. Muhammad Ali Pasya sebagai tokoh pembaharuan Mesir membuat pesta rakyat ketika ada pergantian kiswah.
"Pengiriman kiswah dari Mesir ke Makkah kala itu dilakukan dengan arak-arakan yang meriah," kata Ahmad Rofi Usmani dalam bukunya 'Makkah dan Madinah'
Ketika arak-arakan itu hendak bertolak ke Kairo, seluruh aparat negara termasuk khalifah mengantarkan prosesi tersebut di hadapan khalayak ramai dengan diiringi barisan penabuh genderang.
"Mereka mengenakan pakaian kebesaran. Ini dimaksudkan untuk memamerkan kekuatan dinasti yang sedang berkuasa," katanya.
Dalam menghadiri acara pelepasan kiswah, para khalifah biasanya menggunakan, alat, atau busana kebesaran khusus. Pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah dan Abbasiyah, para khalifah mengenakan mantel (burdah) yang pernah dikenakan Nabi Muhammad Saw dan dipakai oleh Ibn Zubair Ibn Abu Salma. Mantel itu kemudian dibeli Muawiyah bin Abu Sufyan.
"Mantel itu juga dikenakan para khalifah pada setiap hari besar," katanya.
Sedangkan para Sultan dari Dinasti Utsmaniyah selain mengenakan busana kebesaran, mereka juga membawa tongkat dan mengenakan mahkota yang berhiaskan intan permata. Selain itu, arak-arakan itu juga membawa tanda khusus para pembesar negara dan tokoh-tokoh penting negara lainnya.
"Misalnya, botol tinta yang menjadi lambang para pembesar sekretariat negara," katanya
Sedangkan para tokoh angkatan laut mengenakan busana kebesaran mereka lengkap dengan senjata dan tanda-tanda jasa mereka.