Bagi sebagian besar anak di Gaza, ini bukan pengalaman pertama mereka hidup di bawah serangan Israel. Jihan bisa menghidupkan kembali kenangan tragis serangan Israel pada 2014 ketika dia membaca serangan udara yang menghantam Gaza bulan lalu.
"Kami memiliki hal yang sama pada tahun 2014 tetapi setidaknya gadis-gadis itu masih sangat muda sehingga tidak pernah benar-benar mengerti," tutur Jihan.
Di tengah semua penderitaan ini, ada secercah harapan bagi keluarga Jihan. Awal pekan ini Jihan akhirnya menerima kabar gembira bahwa pejabat imigrasi Kanada telah menyetujui izin tinggal sementara untuk anak-anaknya sehingga bisa berangkat ke Kanada dan aplikasi mereka untuk tinggal permanen sedang diproses.
"Rasanya seperti mimpi sejak saya menerima kabar dari pengacara saya. Ini hampir berakhir. Keluarga saya sedang dalam perjalanan ke Mesir sekarang di mana saya akan pergi menemui mereka. Kami semua sangat bersemangat. Saya pasti ibu paling bahagia di dunia."
Persetujuan itu datang sehari setelah Jihan dan selusin pendukungnya membawa petisi yang ditandatangani oleh 25 ribu orang ke kantor perdana menteri dan menteri imigrasi, pengungsi, dan kewarganegaraan untuk meminta tindakan segera membawa anak-anak ke Kanada.
"Saya berterima kasih kepada semua orang yang datang untuk mendukung saya. Bahkan sekarang orang-orang dari komunitas yang berbeda menjangkau untuk membantu saya dengan persediaan dan perabotan untuk membantu anak-anak saya menetap begitu mereka tiba," kata Jihan.
Setelah menunggu sejak Juli 2019 untuk melihat anak-anaknya, hal pertama yang Jihan rencanakan ketika bertemu kembali dengan anak-anaknya adalah memeluk mereka erat-erat. "Saya ingin memeluk mereka. Sekarang musim panas, saya akan membawa mereka ke taman dan mengajari mereka cara mengendarai sepeda," tuturnya.