REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT — Pemerintah Palestina dalam sebuah pernyataan menanggapi terpilihnya Naftali Bennett sebagai perdana menteri baru Israel. Palestina menyebut bahwa tidak ada harapan khusus, karena kemungkinan pemimpin pemerintahan baru negara itu akan bersikap sama seperti pendahulunya Benjamin Netanyahu.
Kantor Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa suara parlemen Israel adalah urusan internal mereka. Sementara, Hamas, sebagai faksi politik di Jalur Gaza mengatakan akan terus memperjuangkan hak-hak masyarakat yang sejak 2007, di wilayah itu berada dalam blokade udara, darat, dan laut.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan tidak akurat menyebut Pemerintah Israel yang dipimpin Bennett akan melakukan perubahan, kecuali ada perubahan signifikan dalam posisi terhadap hak Palestina. Secara khusus ini adalah untuk masa depan sebagai negara merdeka dan Yerusalem Timur sebagai ibu kota.
Dilansir Aljazirah, Bennett selama ini menunjukkan dirinya sebagai sayap kanan. Ia bahkan mengatakan bersikap lebih ke prinsip itu dibandingkan dengan Netanyahu dan bahkan mengatakan bahwa pembentukan negara Palestina akan menjadi masalah ‘bunuh diri nasional’ bagi Israel.
Bennett juga telah menyerukan pencaplokan sebagian besar wilayah Tepi Barat. Analis mengatakan pemerintah Bennett kemungkinan akan menghindari langkah besar pada isu-isu panas seperti kebijakan terhadap Palestina dan sebaliknya, akan berfokus pada reformasi domestik.