Selasa 15 Jun 2021 10:05 WIB

500 Jurnalis AS Menentang Narasi Media tentang Palestina

Media AS mengaburkan pendudukan militer Israel dan sistem apartheidnya.

500 Jurnalis AS Menentang Narasi Media tentang Palestina.  Abu Amsha, 6, duduk untuk potret di kamar tidurnya yang rusak ketika serangan udara menghancurkan gedung tetangga sebelum gencatan senjata yang menghentikan perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel, Rabu, 26 Mei 2021, di Beit Hanoun, Jalur Gaza.
Foto: AP/John Minchillo
500 Jurnalis AS Menentang Narasi Media tentang Palestina. Abu Amsha, 6, duduk untuk potret di kamar tidurnya yang rusak ketika serangan udara menghancurkan gedung tetangga sebelum gencatan senjata yang menghentikan perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel, Rabu, 26 Mei 2021, di Beit Hanoun, Jalur Gaza.

IHRAM.CO.ID, NEW YORK -- Lebih dari 500 jurnalis yang bekerja di media AS merilis surat terbuka tentang liputan media Amerika tentang Palestina. Jurnalis menentang narasi media yang mengaburkan aspek paling mendasar dari berita: pendudukan militer Israel dan sistem apartheidnya.

Sebuah surat terbuka tentang liputan media AS tentang Palestina juga menuntut diakhirinya malpraktik jurnalistik selama beberapa dekade ini. Surat terbuka Itu ditandatangani oleh 514 jurnalis, termasuk jurnalis dari media terkemuka seperti The Washington Post, Wall Street Journal, dan Los Angeles Times.

Baca Juga

“Menemukan kebenaran dan meminta pertanggungjawaban yang kuat adalah prinsip inti jurnalisme. Namun, selama beberapa dekade, industri berita kita telah meninggalkan nilai-nilai itu dalam peliputan Israel dan Palestina,” menurut surat itu.

'Penindasan sistematis Israel ... tidak boleh lagi dibersihkan'

Menggarisbawahi kebutuhan untuk mengubah arah di media Amerika demi pembaca, pemirsa, dan kebenaran, surat itu mengatakan: "Kami memiliki kewajiban untuk segera mengubah arah dan mengakhiri malpraktik jurnalistik selama beberapa dekade ini. Bukti penindasan sistematis Israel terhadap orang-orang Palestina sudah keterlaluan dan tidak boleh lagi dibersihkan."

Surat itu merujuk pada laporan Human Rights Watch yang diterbitkan 27 April berjudul Atas Batas: Otoritas Israel dan Kejahatan Apartheid dan Penganiayaan. Laporan tersebut mendokumentasikan otoritas Israel melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan apartheid dan penganiayaan.

"Kami, sebagai jurnalis perlu memeriksa apakah liputan kami mencerminkan kenyataan itu," sebut surat itu.

 

sumber : Anadolu Agency
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement