REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Komunitas Muslim di Ottawa, Kanada, masih bergulat dengan dampak serangan teror terhadap sebuah keluarga Muslim di London, Ontario, yang menewaskan empat orang dan seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun menjadi yatim piatu.
Para imam setempat pun telah meningkatkan perhatian terhadap keselamatan jamaah dan masjid mereka. Saat ini sendiri masjid telah dibuka kembali sebagai bagian dari rencana pembukaan kembali Covid-19 Ontario.
Dalam kondisi demikian, bagi Imam Masjid Rahmat, Syekh Ismail Albatnuni, keselamatan komunitas Muslim dan masjid adalah prioritas. "Kami harus siap dan kami harus mempersiapkan diri untuk mengambil beberapa tindakan terkait keamanan kami di masjid," kata Albatnuni, dilansir dari laman Capital Current, Selasa (15/6).
"Sebagai Muslim, kami sekarang menjadi sasaran di mana-mana, tidak hanya di masjid kami, tidak hanya di tempat ibadah kami. Ke mana pun Anda pergi, selama Anda terlihat seperti seorang Muslim, maka ada beberapa ancaman di sana. Kita harus berhati-hati," tambah Syekh Albatnuni.
Meski ada langkah-langkah keamanan seperti kamera CCTV dan pelatihan keamanan, Albatnuni mengatakan masjidnya masih mempertimbangkan seperti apa peningkatan langkah-langkah keamanan. Dia mengakui, serangan di London Ontario sangat memprihatinkan karena tidak terjadi di masjid.
"Kejadian ini terjadi di siang hari dan di tengah jalan, jadi ini yang sangat memprihatinkan bagi kami. Bukan hanya masjid sekarang," katanya.
Albatnuni pun mendorong komunitas Muslim untuk aman dan sadar akan lingkungan mereka. "Sebagai Muslim, kami sekarang menjadi sasaran di mana-mana, tidak hanya di masjid kami, tidak hanya di tempat ibadah kami. Ke mana pun Anda pergi, selama Anda terlihat seperti seorang Muslim, maka ada beberapa ancaman di sana. Kami harus berhati-hati," ungkap Albatnuni.