Rabu 16 Jun 2021 15:47 WIB

Pria Muslim Inggris Jadi Relawan di Pemakaman Tanpa Dibayar

Pria ini bekerja berjam-jam selama setahun terakhir untuk membantu pemakaman Muslim

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Esthi Maharani
Aftab Iqbal menjadi sukarelawan di pemakaman muslim di Inggris
Foto: About Islam
Aftab Iqbal menjadi sukarelawan di pemakaman muslim di Inggris

IHRAM.CO.ID, BRADFORD -- Secara sukarela menguburkan orang yang meninggal adalah tindakan yang sangat dihargai dalam Islam. Namun, menjadi sukarelawan selama lebih dari 1000 jam tanpa dibayar untuk satu menit pun adalah kisah yang patut menjadi panutan.

Kisah teladan demikian dilakukan oleh seorang pria di Inggris yang juga dikenal sebagai pemenang penghargaan DJ Bally, Aftab Iqbal. Telegraph & Argus melaporkan, pria ini bekerja berjam-jam selama setahun terakhir untuk membantu pemakaman Muslim di Pemakaman Scholemoor di Bradford, Inggris. Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini, kecepatan kerja juga sangat dibutuhkan mengingat jumlah korban yang berjatuhan akibat wabah tersebut.

"Saya melakukannya sebagai tanda terima kasih. Ini adalah hal yang sulit bagi orang-orang melalui pandemi ini," kata Iqbal, seperti dilansir di laman About Islam, Rabu (16/6).

Kepala layanan rumah duka di Janaza Announcements, Adil Shaan, menilai pekerjaan yang telah dilakukan Iqbal dalam membantu dan bekerja sama dengan layanan rumah duka dan pemakaman di Scholemoor Cemetery sangat luar biasa.

"Aftab adalah salah satu dari jenisnya. Dia salah satu permata tersembunyi Bradford. Dia secara sukarela lebih dari 1.000 jam gratis di kuburan dan dia tidak dibayar untuk satu menit pun," kata Shaan.

"Aftab melakukan pekerjaan yang fantastis. Tidak ada yang melakukan ini untuk hobi dan tidak banyak orang yang mau memberikan waktu sebanyak ini. Dia telah membuat Bradford bangga," lanjutnya.

Bekerja dengan pemakaman dan mayat selama pandemi Covid-19 telah menjadi tantangan selama beberapa bulan terakhir. Shaan mengungkapkan, pekerjaan itu agak menantang karena terkadang dia menangani tujuh hingga delapan penguburan sehari.

Suatu hari, Iqbal akan mulai di pagi hari dan dia akan berada di pemakaman hingga pukul 8 atau 9 malam. Tugasnya termasuk membantu keluarga dan membimbing mereka selangkah demi selangkah melalui prosesi kematian dalam sebuah keluarga.

"Dia sangat sensitif dengan keluarga, berbicara dengan baik, tenang dan tahu bagaimana menangani situasi. Dia memimpin mereka melalui proses ini. Ini sangat sulit bagi keluarga," ujar Shaan.

Sebelum pandemi, ia mengatakan Janaza Announcements digunakan untuk menerima 360 kematian setahun dari komunitas Muslim di Bradford. Tetapi Maret 2020 hingga Maret 2021, mereka memiliki 700 kematian dan lebih banyak yang terkait dengan Covid daripada non-Covid.

Pekerjaan Iqbal dalam membantu menguburkan seorang yang meninggal adalah hal mulia. Sebab Islam menyerukan untuk menghormati manusia baik hidup atau mati. Selain itu, di dalam Islam mayat seorang Muslim harus segera dibawa ke kamar mayat untuk dimandikan dan dipersiapkan untuk dikafani.

Setidaknya, dua atau tiga orang Muslim dewasa harus memandikan tubuh mayat tersebut dan kemudian mengenakannya kain kafan. Sebelum dimakamkan, mayat tersebut harus disholatkan. Selanjutnya, mayat harus segera dikuburkan. Sebab, hukumnya makruh apabila menunda menguburkan orang meninggal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement