IHRAM.CO.ID, VALENTON -- Setiap pekan, Mamadou Diagouraga datang ke pemakaman Muslim di dekat Paris untuk berjaga di makam ayahnya. Almarhum adalah salah satu dari banyak Muslim Prancis yang meninggal karena Covid-19.
Diagouraga memperhatikan makam ayahnya. "Ayah saya adalah yang pertama di baris ini, dan dalam setahun, itu penuh. Ini tidak bisa dipercaya," katanya dilansir dari Reuters, Rabu (16/6).
Prancis diperkirakan memiliki populasi Muslim terbesar di Uni Eropa, tidak diketahui seberapa keras kelompok itu terdampak pandemi. Hukum Prancis melarang pengumpulan data berdasarkan afiliasi etnis atau agama.
Namun, bukti yang dikumpulkan oleh Reuters termasuk data statistik yang secara tidak langsung menangkap dampak dan kesaksian dari para pemimpin masyarakat menunjukkan tingkat kematian Covid-19 di kalangan Muslim Prancis jauh lebih tinggi daripada di populasi keseluruhan. Menurut sebuah penelitian berdasarkan data resmi, kelebihan kematian pada tahun 2020 di antara penduduk Prancis yang Muslim adalah dua kali lebih tinggi di antara orang yang lahir di Prancis.
Pasalnya, para tokoh masyarakat dan peneliti umat Islam cenderung memiliki status sosial ekonomi di bawah rata-rata. Mereka lebih cenderung melakukan pekerjaan seperti sopir bus atau kasir yang mendekatkan mereka dengan publik dan tinggal di rumah tangga multi-generasi yang sempit.
"Mereka adalah yang pertama membayar harga yang mahal," kata M'Hammed Henniche, kepala persatuan asosiasi Muslim di Seine-Saint-Denis, sebuah wilayah dekat Paris dengan populasi imigran yang besar.
Dampak Covid-19 yang tidak merata pada etnis minoritas, seringkali karena alasan yang sama, telah didokumentasikan di negara lain, termasuk Amerika Serikat.
Tetapi di Prancis, pandemi ini sangat mendorong ketidaksetaraan yang membantu memicu ketegangan antara Muslim Prancis dan tetangga mereka dan tampaknya akan menjadi medan pertempuran dalam pemilihan presiden tahun depan.
Lawan utama Presiden Emmanuel Macron, menurut jajak pendapat, adalah politisi sayap kanan Marine Le Pen, yang berkampanye tentang isu-isu Islam, terorisme, imigrasi, dan kejahatan.
Menurut angka yang dikumpulkan Reuters dari semua 14 kuburan di Val-de-Marne, pada tahun 2020 ada 1.411 pemakaman Muslim, naik dari 626 tahun sebelumnya, sebelum pandemi. Itu mewakili peningkatan 125 persen dibandingkan dengan peningkatan 34 persen untuk penguburan semua golongan di wilayah itu.