IHRAM.CO.ID, EDMONTON -- Seorang Muslimah Kanada, Joud Nour Eddin mengaku mengingat jelas perasaan takut untuk hidup, bahkan saat melakukan sesuatu yang sederhana seperti berjalan-jalan. Ketika pengungsi Suriah pertama kali tiba di Kanada pada 2017, dia mengaku sempat merasa aman. Tapi kejadian baru-baru ini telah membawa kembali ingatan traumatis seperti saat dia melarikan diri dari zona perang.
"Saya pikir dalam beberapa hal ini sedikit mirip dengan ketakutan dan ketidakamanan yang saya rasakan sebagai pengungsi dalam perjalanan pengungsian," katanya dilansir dari CBC News, Ahad (20/6).
Dikatakannya, pada bulan Juni saja, sebuah keluarga Muslim diserang dan dibunuh di London, Ontario, termasuk kasus seorang wanita Muslim kulit hitam diserang di Edmonton. Serangan ini menyusul serangkaian peristiwa di kota itu terhadap pemakaian jilbab, wanita kulit hitam sejak November 2020 dan sebuah masjid Edmonton dihancurkan. Dilaporkan masjid juga dicoret dengan cat semprot simbol swastika pada bangunannya.
Semua peristiwa ini telah mengirimkan gelombang kesedihan dan ketakutan ke dalam komunitas Muslim Edmonton. "(Saya) terkejut dan marah. Benar-benar menakutkan. Banyak kecemasan, ketakutan, ketika tidak ada yang seperti ini beberapa tahun lalu," kata Nasim Kherani, presiden Dewan Wanita Muslim Kanada cabang Edmonton.
Bagi Kherani yang telah tinggal di Edmonton sejak 1979 meningkatnya kebencian dan intoleransi terhadap Muslim baru-baru ini sangat luar biasa. Dia ingat saat komunitas Edmonton berkumpul untuk memindahkan Masjid asli Al-Rashid dari rumah lamanya, dekat Rumah Sakit Royal Alexandra, ke Fort Edmonton Park.
"Kami mendapat dukungan dari semua orang - pria dan wanita, anak-anak, semua jenis kelompok agama, kota dan kami tidak takut. Kami mendapat dukungan. Dan itu tidak sama sekarang," katanya.
Dia mengatakan pandemi Covid-19 telah membuat hidup menjadi sulit dan membuat stres bagi banyak orang, dan serangan terhadap Muslim hanya memperburuk keadaan. Tetapi Nour Eddin, yang juga anggota Komite Anti-Rasisme Edmonton, mengatakan komunitas itu juga bekerja untuk menantang udara beracun ketakutan yang menyebar.
Dia mengatakan kerugian dari serangan bermotivasi kebencian dirasakan oleh umat Islam saat ini, tetapi pada akhirnya, itu akan berdampak pada seluruh masyarakat. Meskipun perubahan yang berarti tidak akan terjadi kecuali jika terjadi secara sistematis, dia mengatakan bahwa dia mendengar dari anggota masyarakat bahwa mereka terbuka untuk berdialog.
"Saya mendengar pengungsi, orang-orang dan kelompok minoritas meminta lebih banyak solidaritas, mengundang orang untuk mendengarkan Muslim dan mengajukan pertanyaan kepada mereka," katanya.
"Dan orang-orang telah menerima. Tidak peduli berapa banyak kebencian di dunia, ada juga banyak kebaikan," tambah Eddin.
Eddin mengatakan banyak teman dan koleganya telah mengulurkan tangan dan menawarkan dukungan dan menemaninya jika dia merasa tidak aman. Pada akhirnya, dia menekankan bahwa tanggung jawab ada pada pembuat kebijakan dan keputusan untuk melampaui pesan solidaritas menuju perubahan yang nyata dan berarti.
"Saya mengundang pembuat kebijakan dan pembuat keputusan untuk melihat lebih dalam dan mengatasi semua penyebab sistematis yang memungkinkan rasisme ada dan kemudian menjadi kekerasan pada akhirnya," katanya.