Kamis 24 Jun 2021 15:52 WIB

John Lewis kini Gandeng Merek Fesyen Aab

John Lewis telah memperluas penawaran fesyen online dengan menggandeng Aab

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Model tampil pada acara peragaan busana
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Model tampil pada acara peragaan busana

IHRAM.CO.ID, LONDON -- John Lewis telah memperluas penawaran fesyen online dengan menggandeng puluhan merek pakaian baru. Salah satunya adalah label mode sederhana asal Inggris "Aab" yang dipilih oleh John Lewis awal tahun ini sebagai salah satu dari 11 merek pakaian wanita.

"Kemitraan ini adalah peluang yang sangat disukai Aab," kata salah satu pendiri dan Direktur Komersial, Altaf Alim dilansir dari Salaam Gateway, Kamis (24/6).

John Lewis mengoperasikan 42 toko plus satu outlet diseluruh Inggris serta johnlewis.com. Kemitraan John Lewis, yang juga memiliki merek ritel Waitrose, adalah bisnis dengan karyawan 78 ribu orang, terbesar di Inggris dan salah satu yang terbesar di dunia. Sebagai perusahaan sosial, keuntungan diinvestasikan kembali ke dalam bisnis.

"Dalam hal nilai dan kedekatan merek, John Lewis sangat cocok untuk Aab," kata Alim.

Alim mengaku sangat terkejut dengan jumlah bisnis yang dilakukan melalui John Lewis, merek fesyen pakaian ini tidak mencopot penjualan melalui platform online Aab sendiri sehingga Aab tetap bisa menjual langsung di situs webnya.

Kerjasama dengan merek fesyen ternama ini bukan kali pertama bagi Aab. Pada 2017, Aab juga pernah berkolaborasi label dengan Debenhamsyang.

"Pengalaman Debenhams hanyalah salah satu dari banyak perjalanan belajar Aab," kata Alim.

Aab telah berdiri selama 14 tahun dan akan berusia 15 tahun pada Juni mendatang, serta telah beradaptasi dengan perubahan saluran distribusi, rangkaian produk, dan inovasi teknologi. Aab juga pernah menjalankan dua toko ritel, satu di London dan yang lainnya di Bradford, meskipun keduanya kini telah ditutup.

"Meskipun usia perusahaan kami, kami masih merasa dan berperilaku seperti start-up," kata Alim.

"Kami mempelajari hal-hal baru setiap harinya," sambung Alim

Alim menganggap hambatan untuk memasuki pasar mode sederhana jauh lebih tinggi akhir-akhir ini karena standar pemasaran, presentasi, dan pengalaman pelanggan semuanya meningkat.

"Jika kami mempertahankan pola pikir (bisnis) yang sama seperti ketika kami memulai usaha, kami tidak akan berada di tempat kami hari ini," kata Alim.

Sementara 80 persen produk di pasar mode Inggris dibel secara offline, ritel, termasuk mode, dengan cepat berubah menjadi industri digital. Misalnya saja, johnlewis.com yang kini menghasilkan penjualan bersih e-commerce sebesar 1,845 miliar dolar pada 2020, menjadikannya toko online terkemuka di Inggris. Di tempat kedua adalah Sainsburys.co.uk dengan penjualan bersih 1,821 miliar dolar, diikuti oleh next.co.uk dengan 1,741 miliar dolar.

Menurut sebuah studi tentang pengembangan e-commerce internasional di UKM ritel, menjadi digital menuntut hubungan konstan antara pembelajaran pasar dan pengembangan teknologi. Karena konsumen mengharapkan platform yang menarik, opsi pembayaran yang nyaman, dan pengiriman yang cepat dan murah.

"Kami kehilangan sekitar 12 hingga 18 bulan dalam peta jalan kami untuk memperkenalkan inovasi hanya karena kami memiliki platform yang sangat buruk," kata Alim.

40 persen dari pendapatan Aab berasal dari transaksi luar negeri dan sangat penting bagi perusahaan untuk mendapatkan hak e-commerce. Sejak transisi platform, perusahaan telah memperkenalkan fitur layanan baru seperti program loyalitas pelanggan dan opsi pembayaran tambahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement