"Karena itu, perlu ada upaya intervensi yang tidak hanya mengandalkan di hilir. Kondisi sudah mengkhawatirkan. Kalau ini berlanjut maka akan menimbulkan dampak luar biasa. Untuk mengurangi arus pasien yang datang ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan, perlu ada upaya tegas intervensi di hulu (pemerintah)," katanya.
Adib juga menjelaskan sudah ada varian baru Covid-19 di berbagai kota di Indonesia. Varian baru itu terutama varian Delta yang memiliki karakteristik yang lebih mudah menyebar, menyerang segala usia tanpa perlu ada komorbid, lebih memperberat gejala, lebih meningkatkan kematian, dan menurunkan efektivitas vaksin.
Selain meminta diberlakukannya PSBB, PB IDI juga mendorong pemerintah melakukan percepatan vaksinasi untuk semua target populasi, termasuk anak dan remaja. "Bila mungkin vaksinasi lebih dari dua juta per hari, perluas tempat pelayanan vaksinasi," ujarnya.
Selanjutnya, mereka juga meminta pemerintah melakukan tracing dan testing yang masif agar kasus ditemukan sedini mungkin, termasuk untuk anak dan remaja. Dalam hal ini, angka positivity rate dan jumlah tracing per 1.000 orang per pekan sesuai dengan standar WHO dijadikan kinerja setiap kepala daerah.
PB IDI juga mengingatkan masyarakat, termasuk anak-anak, agar selalu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan tidak bepergian jika tidak mendesak, serta menjaga kesehatan dan menjalankan protokol kesehatan lainnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
