IHRAM.CO.ID, NEW YORK — Arab Saudi mengutuk terorisme dalam segala bentuk, manifestasi dan metodenya. Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal Bin Farhan, menyebut tindakan terorisme tidak dapat dibenarkan dalam keadaan apa pun, terlepas dari motivasi dan tujuannya.
Hal ini ia sampaikan dalam konferensi tingkat tinggi PBB kedua kepala badan anti-terorisme negara-negara anggota, secara virtual, Senin (28/6).
Menteri luar negeri Saudi menyatakan senang dapat berpartisipasi dalam konferensi ini. Ia mencatat tahun ini menandai ulang tahun kesepuluh berdirinya Pusat Kontra-Terorisme PBB pada tahun 20011, dengan dukungan aktif dari Arab Saudi.
Dia juga mengatakan Pusat Kontra-Terorisme PBB tetap menjadi mitra penting dan mendukung sistem PBB dalam memerangi terorisme.
"Terorisme terus menjadi tantangan bagi perdamaian dan keamanan internasional. Dibutuhkan solidaritas seluruh masyarakat internasional untuk memeranginya,” kata Pangeran Faisal, dilansir di //Saudi Gazette//, Selasa (29/6).
Ia lantas mendesak semua negara anggota, organisasi regional dan internasional untuk menerapkan strategi Global Counter-Terrorism PBB dan resolusi yang terkait dengannya.
Di sisi lain, Menteri luar negeri Saudi juga menunjukkan Kerajaan tertarik mengambil semua cara untuk memerangi pendanaan terorisme. Salah satunya melalui penandatanganan dan ratifikasi di konvensi bilateral, regional dan internasional, serta penguatan kerja sama hukum internasional dalam masalah pidana yang terkait dengan terorisme dan pembiayaannya.
“Upaya Arab Saudi dalam memerangi terorisme tidak hanya melalui langkah-langkah tradisional tetapi juga dengan mengatasi kejahatan yang berasal dari dunia maya melalui cara hukum, teknis dan kognitif,” lanjutnya.
Otoritas Keamanan Siber Nasional dan Pusat Perang Intelektual adalah contoh lembaga nasional yang kompeten dalam mengatasi akar penyebab ekstremisme dan terorisme.
Tak hanya itu, Pusat Global untuk Memerangi Ideologi Ekstremis (Etidal) disiapkan untuk melawan ideologi ekstremis dengan menggunakan metode baru dan inovatif, termasuk dengan cara menganalisis narasi ekstremis.
Pada nota kesepahaman yang ditandatangani Pusat Kontra-Terorisme PBB dan Pusat Global untuk Memerangi Ideologi Ekstremis (Etidal) April tahun ini, mencerminkan metodologi Kerajaan dalam mendukung upaya komunitas internasional memerangi momok tersebut.
Dia menambahkan Arab Saudi sangat mementingkan promosi budaya perdamaian dan dialog, serta memerangi kebencian, rasisme dan pengucilan. Hal ini jelas tercermin melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Raja Abdullah Bin Abdulaziz Global Center for Interreligious and Intercultural Dialogue dan Inisiatif Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Aliansi Peradaban.
Menyoroti peran Pusat Kontra-Terorisme PBB, Pangeran Faisal menyerukan dukungan kerja atas lembaga tersebut, yang secara khusus berupaya membantu membangun kapasitas negara-negara anggota dalam menerapkan Strategi Kontra-Terorisme PBB.