Selasa 29 Jun 2021 20:37 WIB

Paramiliter Hashd al-Shabi Irak Diserang Drone AS

Pejuang Irak berduka atas kematian rekan-rekannya dalam serangan udara AS.

paramiliter Hashd al-Shabi Irak berkumpul di Baghdad
Foto: always.com
paramiliter Hashd al-Shabi Irak berkumpul di Baghdad

IHRAM.CO.ID, -- Ribuan anggota aliansi paramiliter Hashd al-Shabi Irak berkumpul di Baghdad pada hari Selasa untuk meratapi rekan-rekannya yang tewas dalam serangan udara Amerika di sepanjang perbatasan Suriah.

Serangan AS pada Senin pagi kemarin (28/6) memicu baku tembak antara milisi pro-Iran dan pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat di Suriah timur, serta kekhawatiran eskalasi baru AS-Iran di tengah upaya goyah untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Teheran 2015 dengan kekuatan dunia.

Dengan nyanyian “Matilah Amerika” dan “Balas dendam untuk para martir”, anggota aliansi paramiliter Hashd al-Shabi berkumpul di Lapangan Kebebasan dekat Zona Hijau dengan keamanan tinggi di ibu kota Irak di dekat lokasi kedutaan AS.

Pasukan keamanan dikerahkan dalam jumlah besar, mengamankan wilayah Zona Hijau setelah serangkaian serangan baru-baru ini dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata yang didukung oleh musuh bebuyutan Washington, Teheran.

Ahmad al-Maqsusi, seorang komandan milisi Sayid al-Shuhada telah bersumpah melakukan “perang terbuka” dengan pasukan AS. Dia mengatakan sudah waktunya bagi Amerika untuk pergi dari Irak.

“Sejak parlemen mengeluarkan resolusi, kehadiran pasukan asing di negara itu melanggar hukum,” kata al-Maqsusi. “Mereka ada di sini sejak 2014 dan mereka tidak melakukan apa pun terhadap Irak selain penghancuran.”

Beberapa komandan tinggi Hashd mengambil bagian dalam pemakaman simbolis, termasuk komandan tertinggi Faleh al-Fayyadh dan Hadi al-Ameri, kepala salah satu faksi utamanya, Organisasi Badr.

Para pelayat datang disertai dengan kendaraan yang penuh dengan orang-orang bersenjata, mengenakan pakaian hitam dan mengangkat spanduk bertuliskan: “Serangan terhadap Hashd harus mempercepat penarikan pasukan Amerika dari Irak.”

Yang lain membawa juga tampak foto Jenderal Iran Qassem Soleimani dan komandan kedua Hashd Abu Mahdi al-Muhandis yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di dekat bandara Baghdad tahun lalu.

“Senjata dan drone perlawanan akan bergerak sekarang. Waktunya telah tiba untuk membalas kematian para pahlawan kita termasuk Qassem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis,” kata seorang pejuang Haydar Karrar.

Pemantau perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan tujuh pejuang telah tewas dan setidaknya enam lainnya terluka dalam serangan di kedua sisi perbatasan Irak-Suriah. Hashd, yang sebagian besar komandannya didukung oleh Teheran dan yang telah menjadi penguasa utama di Baghdad, juga mengatakan empat pejuangnya tewas di wilayah Qaim dekat perbatasan.

"Pasukan milisi ditempatkan di sana untuk mencegah kelompok bersenjata menyusup ke Irak," kata kelompok itu. Mereka menyangkal mereka telah mengambil bagian dalam setiap serangan terhadap kepentingan atau personel AS.

Mereka juga memperingatkan bahwa mereka memiliki "hak hukum untuk menanggapi  dan meminta pertanggungjawaban pelaku penyerangan itu di tanah Irak.

Sementara akibat diserang oleh beberapa roket, Pentagon mengatakan serangan itu menghantam fasilitas operasional dan penyimpanan senjata di dua lokasi di Suriah dan satu di Irak. Semuanya berada di dekat perbatasan bersama yang digunakan oleh milisi yang terlibat dalam serangan pesawat tak berawak terhadap kepentingan AS di Irak.

"Pasukan AS memang kemudian diserang oleh beberapa roket di Suriah timur, tetapi tidak ada korban dan personel, Mereka melakukan tembakan artileri ke posisi peluncuran roket", kata juru bicara koalisi Wayne Marotto di Twitter.

Pasukan Amerika di Irak sebanyak 2.500 personel. Mereka dikerahkan sebagai bagian dari koalisi internasional untuk memerangi kelompok bersenjata ISIL (ISIS). Selama setahun terakhir mereka telah menjadi sasaran lebih dari 40 kali.

Terkait serangan pada Senin lalu adalah serangan mematikan kedua terhadap target pro-Iran sejak terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden AS.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken menyatakan serangan udara AS terhadap pejuang pro-Iran di Irak dan Suriah mengirim pesan kuat agar para milisi itu  tidak terus menyerang pasukan Amerika di Irak. Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi pun mengutuk serangan itu sebagai "pelanggaran yang tidak dapat diterima terhadap kedaulatan Irak dan keamanan nasional Irak" dan memperingatkan terhadap eskalasi konflik yang akan terjadi.

Penasihat Keamanan Nasional Irak Qassem al-Araji mengatakan al-Kadhimi akan membahas kehadiran pasukan Amerika dengan Presiden AS Joe Biden. “Sikap pemerintah Irak jelas dan perdana menteri mengutuk serangan sebab itu  adalah pelanggaran kedaulatan negara. Perdana menteri Irak sudah merencanakan kunjungan ke Washington untuk menetapkan jadwal penarikan pasukan AS,” katanya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement