Kamis 01 Jul 2021 18:56 WIB

Israel Hancurkan 72 Bangunan Warga Palestina dalam 3 Bulan

78 warga Palestina, termasuk 47 anak-anak dan 15 perempuan kehilangan rumah mereka.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Pemukim Israel membawa bendera Israel di pos terdepan Eviatar dekat kota Nablus di Tepi Barat utara, Senin, 21 Juni 2021. Pemukim mendirikan pos terdepan bulan lalu dan mengatakan sekarang menjadi rumah bagi puluhan keluarga. Palestina mengatakan itu dibangun di atas tanah pribadi dan khawatir itu akan tumbuh dan bergabung dengan pemukiman besar lainnya di dekatnya.
Foto:

Selain itu, Mansour mengkritik keengganan masyarakat internasional untuk memasukkan Israel ke dalam daftar hitam pelanggar hak-hak anak pada saat konflik bersenjata. Dia menggambarkan hal ini sebagai kegagalan moral dan hukum oleh PBB.

"Anak-anak Palestina menghadapi segudang bahaya dan pelanggaran berat di tangan Israel, sebagaimana tercermin dalam laporan berturut-turut yang dihasilkan oleh Sekretaris Jenderal, termasuk pembunuhan, cacat, penahanan, penangkapan, serangan terhadap sekolah dan rumah sakit, dan memblokir bantuan,"  kata Mansour, dilansir Middle East Monitor, Kamis (1/7).

"Tidak ada pembenaran atas kegagalan kronis PBB untuk memasukkan Israel ke dalam daftar hitam, yang merupakan langkah pertama untuk menciptakan rencana aksi perbaikan dan mencapai akuntabilitas dan keadilan bagi anak-anak Palestina yang masih menjadi korban kekerasan dan pelanggaran sistematis Israel," kata Mansour menambahkan.

Mansour mengatakan, merampas anak-anak Palestina dari perlindungan hukum internasional sama dengan memberikan impunitas penuh untuk Israel. "Ini mendorong Israel untuk terus melakukan kejahatannya. Anak-anak Palestina adalah target utama Israel dan serangan serta invasi militernya," ujar Mansour. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement