Selasa 06 Jul 2021 05:51 WIB

Di Balik Kesuksesan Desainer Muslimah Rizwana Matadar

Bakat Rizwana dalam bidang mode cukup diakui di Inggris.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Rizwana Matadar
Foto: Salaam Gateway
Rizwana Matadar

IHRAM.CO.ID, BOLTON – Pengusaha muda Rizwana Matadar tidak hanya mendesain, memproduksi, dan menjual pakaiannya tapi dia juga mengajari orang cara menjahit. “Saya ingin mengajak masyarakat untuk kembali menjahit,” kata Rizwana.

Rizwana mulai belajar menjahit pada usia 12 tahun. Sekarang dia mengajar teknik menjahit yang meliputi mengukur, menggambar pola, memotong pola, dan menjahit abaya serta baju Pakistan (shalwar kameez).

Akun Instagram kursusnya dengan cepat memperoleh 5.000 pengikut dan ratusan pendaftar. “Saya mendapatkan 500 orang dalam enam bulan di kursus ini,” ujar dia. Untuk biaya, pendaftar harus merogoh kocek beragam, mulai dari 100 poundsterling sampai 200 poundsterling. Kelas yang ditawarkannya bervariasi ada keterampilan khusus hingga menjahit.

Selama kursus, Rizwana juga memberikan pelajaran tambahan dan latihan untuk membantu peserta mengasah keterampilan menjahit mereka. Karena banyaknya minat menjahit, bulan lalu, Rizwana menambah sesi kursus menjahit untuk pakaian anak-anak.

Kurus menjahitnya yang bernama Because I Said Sew bukan usaha pertama wanita keturunan India ini. Pada tahun 2018, ia mendirikan usaha menjahit dan mempekerjakan beberapa penjahit untuk mulai label fesyen sendiri bernama COVERME.

“Saya membuat semua desain, 90 persen dari pakaian ini dibuat di rumah,” tambah dia. Sampai sekarang ia masih mengirim pesanan ke seluruh dunia meskipun ada kekhawatiran gangguan rantai pasokan karena pandemi dan Brexit. Sebelum pandemi, COVERME dijual di situs e-commerce dan beberapa pengecer kecil di seluruh Inggris.

Namun, tahun ini, merek tersebut mengurangi kolaborasi dan bekerja secara eksklusif dengan satu pengecer, yaitu J Islamic Lifestyle Store oleh Jubba.com. Kemampuan Jubba.com menyederhanakan operasi penjualan Rizwana selama pergolakan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi. Ini membuat total pengeluaran tahunan Inggris untuk pakaian turun 11,5 persen dalam setahun dari 61 miliar pound menjadi 54 miliar pound pada 2020.

Dilansir Salaam Gateway, Senin (5/7), bakat Rizwana dalam bidang mode cukup diakui di Inggris. Dia berada dalam daftar finalis untuk British Muslim Awards 2020 sebagai “One to Watch.” Pada Juni dia terpilih dalam kompetisi desain Faduma's Fellowship bersama lima desainer Inggris untuk membuat koleksi pakaian bagi pengguna kursi roda yang akan ditampilkan di London Fashion Week pada bulan September.

Selain itu, untuk usaha pakaiannya COVERME, Rizwana telah melihat celah di pasar mode sederhana Inggris yang dia yakini bisa kuasai.

“Saya pikir ada celah besar untuk abaya chic yang benar-benar indah. Ini akan cocok di pasar Inggris. Tahun ini, kami juga berhasil membuat hijab yang serasi,” tuturnya. Koleksi terbaru COVERME terdiri dari 500 buah. Untuk kedepannya, pengusaha wanita ini melihat kekuatan kompetitifnya dalam menghasilkan produk eksklusif yang membedakan desain abayanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement