IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan belum mempertimbangkan untuk mengganti tes cepat antigen dengan alat reaksi berantai polimerase (PCR) kumur buatan PT Bio Farma.
"PCR kumur ini merupakan metode pengambilan sampel yang tadinya swab (dicolok), sekarang dengan kumur. Tetapi pemeriksaan tetap memakai PCR yang selama ini dipakai," kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (7/7).
Siti Nadia mengatakan metode penelusuran kasus COVID-19 di tengah masyarakat masih menggunakan metode tes cepat antigen sebab bisa langsung diperiksa dan didapatkan hasilnya dalam waktu singkat.
"Kalau penelusuran kasus lebih mudah menggunakan rapidtest antigen karena bisa langsung diperiksa dan mendapatkan hasil," katanya.
Metode pelacakan kasus secara kumur, kata Siti Nadia, masih membutuhkan waktu panjang sebab sampel dari hasil kumur harus diperiksa laboratorium.
"Kalau PCR kumur ini harus dikirim lagi sampelnya. Saya kira jadi tidak praktis karena ini masih bersifat PCR," katanya.