IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Sri Mariati, mengajak para panitia kurban untuk menggunakan bahan pembungkus daging kurban yang ramah lingkungan atau yang bisa didaur ulang. Misalnya besek, daun pisang, daun jati, dan sejenisnya.
Sri menyadari, panitia kurban di daerah perkotaan mungkin kesulitan untuk menemukan itu. Karenanya, mereka bisa menggunakan wadah berbahan plastik yang bisa digunakan kembali atau yang bisa didaur ulang.
"Kami mengajak semua pihak terutama panitia kurban agar beralih menggunakan yang dapat didaur ulang atau bisa digunakan kembali," kata dia dalam agenda virtual bertajuk 'Kurban Asik tanpa Sampah Plastik', Kamis (8/7).
Sri menjelaskan, Indonesia menjadi produsen sampah plastik peringkat kedua di dunia setelah China. Volume sampah plastik Indonesia pada 2018 sebanyak 5,4 juta ton, lalu meningkat pada 2019 menjadi 10.17 ton berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Angka tersebut, lanjut Sri, 15 persen dari total volume sampah pada 2019 yang mencapai 67,8 juta ton. Dari jumlah itu, 3,2 juta ton sampai masuk ke perairan yang memiliki kaitan erat dengan kehidupan organisme baik di tanah dan perairan karena sampah plastik sulit terurai oleh mikroorganisme.
Karena itu juga, menurut Sri, kampanye gerakan 'Qurban Asik tanpa Sampah Plastik' perlu dibuat dan digaungkan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik pada Hari Idul Adha. Sebab, pada momen itu, volume sampah plastik biasanya mengalami peningkatan dari hari biasa.
"Harapannya, pada momen khusus Idul Adha, volume sampah plastik tidak meningkat dibanding hari biasa. Kami berharap semua pihak, khususnya panitia kurban bisa menggunakan wadah yang ramah lingkungan. Dan kampanye ini tidak berhenti di teman-teman Filantropi Indonesia, tetapi juga menjadi gerakan nasional untuk mengurangi sampah plastik," ucapnya.