Yousef mengatakan klien yang sudah berlibur di UEA, serta mereka yang bepergian untuk bisnis, sekarang terjebak karena larangan tersebut. Mohammed Khaled, dari agen perjalanan Luxuria, mengaku bersimpati kepada mereka yang ingin berlibur ke luar Kerajaan.
“Saya memiliki terlalu banyak klien yang memberi tahu saya mereka mulai merasa terkekang dan sedikit tercekik. Saya dapat memahami perlunya istirahat dari lingkungan Anda dan perubahan rutinitas. Namun, orang harus tetap bepergian dengan cerdas dengan berhati-hati dan menghindari negara dengan jumlah kasus virus corona yang tinggi," jelasnya.
Di antara mereka yang bepergian untuk liburan haji adalah warga Jeddah Basma Hassoubah (23 tahun). Ia berencana ke Portugal, tujuan yang sering dikunjungi keluarganya.
“Portugal telah menjadi seperti rumah kedua bagi kami. Kami pergi ke sana kapan pun kami bisa. Kami belum ke sana sejak 2019 karena pandemi. Aku benar-benar merindukannya,"ujarnya.
Hassoubah mengatakan dia membutuhkan istirahat dari pekerjaan dan lingkungannya. “Tinggal di luar Saudi selama lebih dari empat tahun, kemudian dikurung selama lebih dari satu tahun adalah hal yang luar biasa. Selain itu, pekerjaan sangat padat sehingga semakin mendorong keinginan saya untuk berlibur dan memulihkan tenaga," jelasnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
