IHRAM.CO.ID, TUNIS -- Beberapa negara kawasan Arab berjanji untuk membantu Tunisia memerangi virus Covid-19 pada Jumat (9/7). Negara Afrika utara itu mencatat angka kematian harian tertinggi sejak pandemi dimulai. Kondisi itu membuat sistem perawatan kesehatan Tunia di bawah tekanan parah dan menipisnya pasokan oksigen.
Presiden Kais Saied mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman telah berjanji untuk mengirim vaksinasi dan peralatan medis apa pun yang dibutuhkan Tunisia. Libya juga berjanji untuk mengirim bantuan medis, kata kantor presiden dalam sebuah pernyataan terpisah.
Pejabat dan media lokal mengatakan bahwa Kuwait, Turki dan Aljazair telah berjanji untuk membantu. Qatar telah mengirim pesawat militer dengan rumah sakit lapangan di dalamnya, termasuk 200 petugas medis dan 100 respirator.
Setelah berhasil menahan virus dalam gelombang pertama tahun lalu, Tunisia kini bergulat dengan peningkatan infeksi. Negara itu memberlakukan penguncian di beberapa kota mulai pekan lalu, tetapi menolak penguncian nasional penuh karena kekhawatiran tentang dampaknya terhadap ekonomi.
Tunisia mencatat 189 kematian pada Jumat, korban harian tertinggi sejak pandemi dimulai tahun lalu. Negara itu juga melaporkan 8.500 kasus virus corona baru.
"Kami berada dalam situasi bencana ... sistem kesehatan tumbang, kami hanya dapat menemukan tempat tidur di rumah sakit dengan kesulitan besar," kata juru bicara kementerian kesehatan Nisaf Ben Alaya.
"Kami berjuang untuk menyediakan oksigen ... dokter menderita kelelahan yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya.
Jumlah total kasus virus corona sejauh ini di Tunisia telah meningkat menjadi sekitar 480.000, dengan lebih dari 16.000 kematian. Vaksinasi tertinggal jauh di belakang negara lain. Sejauh ini, baru 715.000 orang yang menerima dua dosis dari total 11,6 juta penduduk. Kantor kepresidenan mengatakan pekan lalu bahwa Amerika Serikat berjanji untuk menyumbangkan 500.000 dosis vaksin.