IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Sejak lama, Pemerintah Arab Saudi sukses mengelola pelaksanaan ibadah haji. Namun, tahun ini, ibadah yang merupakan rukun Islam kelima ini tidak dapat diselenggarakan seperti sebelumnya.
Tahun ini, Pemerintah Arab Saudi harus mengurangi kedatangan jumlah jamaah haji. Ini menjadi langkah penting yang dianggap perlu untuk menjaga kesehatan dan keselamatan mengingat pandemi yang masih terjadi dan dampaknya.
Dilansir Saudi Gazette, Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi memanfaatkan berbagai sumber daya dalam meluncurkan rencana operasional untuk musim haji tahun ini. Fasilitas tersebut mencakup paket layanan pendukung aplikasi elektronik dan teknis guna membuat perjalanan jamaah menjadi nyaman. Ini berfokus pada peningkatan layanan dengan meningkatkan efisiensi kinerja dan kemahiran dalam memberi pekerjaan.
Kementerian menyelesaikan hampir seluruh hal yang diperlukan untuk transportasi jamaah di tengah penerapan tindakan pencegahan pandemi. Diantaranya dengan membangun sistem dan teknik untuk pemantauan, serta tindak lanjut, mengembangkan basis data spasial perjalanan jemaah, mengembangkan model dan simulasi sistem transportasi jemaah haji, integrasi elektronik dengan pusat informasi transportasi, dan pengembangan mekanisme kontrak transportasi pribadi, dalam rangka meningkatkan pelayanan transportasi dan menjamin hak semua pihak.
Sebagai langkah awal, Kementerian menerapkan pengiriman elektronik kamp perumahan kepada jamaah, dan koneksi dengan otoritas terkait untuk menindaklanjuti laporan dan malfungsi di kamp-kamp, serta meluncurkan proyek pra-persiapan. Termasuk diantaranya makanan, bekerjasama dengan penyedia katering, karena ini akan memastikan lingkungan yang sehat bagi jamaah dalam keadaan luar biasa saat haji dilaksanakan tahun ini.
Untuk memajukan layanan jamaah, kementerian tersebut memungkinkan agen haji berubah menjadi perusahaan pemegang saham, sebagai bagian dari strategi untuk mencapai tujuan Visi Kerajaan Arab Saudi 2030 dengan mengembangkan sistem haji dan umrah.Bidang ini bergerak dari melayani jamaah haji menuju industri khusus yang dilengkapi dengan profesionalisme.
Selain itu, Kementerian Haji dan Umroh mengembangkan lembaga layanan haji, dengan tujuan meningkatkan layanan yang diberikan kepada jemaah dengan menggunakan teknologi terbaru dan menggunakan upaya manusia dan kemampuan teknis untuk mencapai tujuan ini. Berasal dari keyakinan kesehatan dan keselamatan manusia adalah yang utama dan karena keinginan pemerintah kerajaan, sebuah keputusan telah diambil untuk membatasi jumlah jamaah hingga 60 ribu orang.
Kementerian juga meluncurkan jalur elektronik bagi jamaah dalam negeri untuk memesan dan membeli paket haji, untuk menyamai pencapaian elektronik ini dengan lompatan kualitatif yang dicapai kementerian dalam berbagai bidang layanan jamaah, termasuk perluasan teknologi di berbagai sektor dan departemen, serta pengenalan kartu Smart Hajj.
Kartu tersebut mengadopsi teknologi komunikasi jarak dekat NFC yang memungkinkan pembacaan kartu melalui perangkat swalayan yang tersedia di Situs Suci. Kartu tersebut mencakup beberapa fitur seperti memandu jemaah haji ke akomodasi mereka di tempat-tempat suci, mengontrol akses ke berbagai fasilitas, dan membatasi haji ilegal.
Diantara proyek teknis yang digunakan oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi untuk melayani jamaah adalah gelang elektronik. Gelang ini menunjukkan identitas jamaah, termasuk data resmi mereka.
Terdapat pusat telepon terpadu dan tautan kepada semua mitra dalam sistem haji dan umroh. Situs juga memfasilitasi penelusuran untuk semua informasi yang dibutuhkan oleh jemaah, termasuk sektor-sektor yang berpartisipasi dalam pelayanan jamaah, seperti General Cars Syndicate, perusahaan pariwisata, dan institusi untuk jemaah haji domestik.
Platform ‘Smart Hajj’ dan ‘Service Monitoring’ untuk meningkatkan tingkat layanan perumahan guna menyediakan ruang tambahan bagi jemaah haji dan mengatur sistem transportasi frekuensi tinggi juga diluncurkan. Kementerian meluncurkan program lain yang didedikasikan untuk manajemen kerumunan melalui sistem elektronik untuk mempersiapkan dan memantau rencana pengiriman pengelompokan, selain meningkatkan daya serap, membangun kamp yang dilengkapi dengan berbagai layanan, melalui sistem pemantauan teknis untuk mengukur kesiapan tempat suci dan fasilitas terkait.