IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memproyeksikan potensi nilai ekonomi kurban Indonesia tahun ini turun sebesar Rp2 triliun menjadi Rp18,2 triliun yang berasal dari 2,2 juta peserta kurban.
Peneliti IDEAS, Askar Muhammad mengatakan pada tahun lalu IDEAS memproyeksikan nilai kurban mencapai Rp20,5 triliun dengan peserta kurban tercatat sebanyak 2,3 juta orang.
“Meski tahun ini kembali tidak ada keberangkatan jamaah haji ke tanah suci, namun kerasnya krisis dan pandemi yang berkepanjangan menyebabkan kami mengambil estimasi yang semakin konservatif,” kata Askar dalam rilisnya kepada Anadolu Agency pada Kamis.
Dia menambahkan bahwa turunnya estimasi tersebut terjadi karena kurban 2021 didahului oleh resesi yang panjang, yaitu diawali -5,32 persen pada triwulan kedua tahun 2020.
“Resesi panjang dalam setahun terakhir dipastikan membuat semakin banyak masyarakat yang jatuh ke kelas ekonomi yang lebih rendah, sehingga menekan jumlah dan nilai kurban dari keluarga muslim,” ungkap Askar.
Dia menuturkan dari 2,2 juta keluarga muslim berdaya beli tinggi yang berpotensi menjadi peserta kurban, kebutuhan hewan kurban terbesar adalah kambing-domba sekitar 1,26 juta ekor, sedangkan sapi-kerbau sekitar 414 ribu ekor.
Menurut dia, potensi kurban terbesar datang dari Pulau Jawa, terutama wilayah aglomerasi di mana mayoritas kelas menengah muslim dengan daya beli tinggi berada.
Dia merinci, potensi kurban Pulau Jawa diproyeksikan terdiri dari 315 ribu sapi-kerbau dan 895 ribu kambing-domba, senilai Rp13,5 triliun, setara 80 ribu ton daging.
“Potensi kurban terbesar lainnya datang dari Bandung Raya, Surabaya Raya, Yogyakarta Raya, Malang Raya dan Semarang Raya,” ucap Askar.