Pada akhir 2020 AL AS berencana mengubah dua skuadron Hornet dan dua skuadron F-35C per satu kapal induk jadi hanya membawa F-35 Joint Strike Fighter. Setiap skuadron F-35C berisi 10 pesawat tempur.
AL AS mengurangi skuadron dari dua menjadi satu tapi menambah jumlah pesawat per skuadron dari 10 menjadi 14. Tapi artinya jumlah pesawat tempur yang dibawa satu kapal induk berkurang enam. Lalu bagaimana AL AS mengganti kekurangan itu.
Belum diketahui mengapa AL AS mengambil keputusan ini, kemungkinan masih ada konteks yang hilang. Ada beberapa opsi yang bisa diambil AL AS seperti menambah Super Hornets ke dua skuadron yang tersisa.
Jika per kapal induk membawa tiga skuadron yang setiap skuadronnya berisi 14 pesawat. Maka jumlah pesawat tempur yang dibawa kapal induk tetap sama dengan empat skuadron per 10 pesawat.
Opsi kedua AL AS mungkin berencana menambah drone MQ-25 Stingray. Tapi artinya mereka butuh ruang lebih luas di dek. Namun Lockheed Martin membangun pengisian bahan bakar di udara untuk MQ-25 Stingray. Drone itu mampu mengerjakan misi pengintaian, intelijen dan pengawasan serta serangan.