IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Selama berabad-abad, ibadah haji menjadi pengalaman sekali seumur hidup jutaan Muslim. Di masa lalu, perjalanan haji begitu sulit. Butuh berbulan-bulan lamanya untuk tiba di Tanah Suci.
Setibanya di Jeddah, rasa sulit itu hilang seketika saat para jamaah menemukan kenyamanan dan persahabatan berkat keramahan masyarakat Jeddah. Kota pelabuhan di pantai Laut Merah ini memiliki keterikatan sejarah dengan ibadah haji dan umrah selama lebih dari 1.300 tahun.
Pada tahun 674, Khalifah Utsman bin Affan radhiallahu anhu memutuskan Jeddah sebagai pintu gerbang bagi para peziarah yang bepergian ke Mekkah dan Madinah. Saat ini, Jeddah dalam pengawasan Kerajaan Arab Saudi.
Sepanjang sejarahnya, Jeddah terus berbenah untuk memfasilitasi pergerakan, akomodasi dan kenyamanan para jamaah haji dalam perjalanan mereka ke Mekkah, 40 mil di sebelah timur Jeddah, dan Madinah 220 mil ke utara.
Pintu gerbang ke dua kota paling suci dalam Islam ini telah menyediakan makanan dan penginapan bagi generasi Muslim dari seluruh penjuru dunia dalam perjalanan mereka untuk melakukan ibadah haji. Tetapi kota ini menawarkan lebih dari sekadar tempat tinggal dan makanan.