IHRAM.CO.ID, MEKKAH -- Hari kedua Idul Adha, jamaah haji melanjutkan ritual ibadah lempar jumroh, Rabu (21/7). Dengan meneriakkan “Allahu Akbar (Tuhan Maha Besar),” peziarah menggunakan kerikil yang disterilkan khusus yang dilakukan sebelum musim haji.
Melempar jumroh dimulai pada hari Selasa, (20/7) setelah para peziarah menyembelih hewan kurban dan melakukan Tawaf Al-Ifadah. Para jamaah tetap mengenakan masker dan ihram dan jumlah jamaah yang berdiri juga dibatasi di sepanjang jembatan penyeberangan raksasa yang menampung tembok di lembah Mina saat hendak melempari Jamrat Al-Aqabah.
“Sepanjang hidup saya, saya bermimpi untuk pergi haji, dan saya masih tidak percaya bahwa mimpi itu telah menjadi kenyataan,” kata jamaah Suriah berusia 38 tahun, Lina dilansir dari About Islam, Rabu (21/7).
Sebenarnya pada tahun-tahun sebelumnya, sekitar 3 juta peziarah berpakaian putih dari seluruh dunia berbondong-bondong ke tempat-tempat suci Islam untuk menghadiri haji.
“Sejak awal, prioritas kami adalah keselamatan jemaah, dan untuk alasan ini kami memutuskan untuk membatasi jumlah mereka menjadi 60.000 untuk memastikan bahwa tindakan pencegahan ditegakkan dan semua orang aman,” kata Menteri Kesehatan Saudi Tawfiq Al Rabiah kepada AFP.
"Kami terus memantau situasinya," tambahnya.
Jamaah melemparkan tujuh kerikil dari balik pagar atau dari jembatan di atas kepala setiap hari selama tiga hari di masing-masing dari tiga pilar beton setinggi 18 meter yang melambangkan iblis. Muslim percaya Setan muncul di situs yang sama dengan masa Nabi Ibrahim, putra Ismail, dan istrinya Hajar, yang masing-masing melemparkan tujuh batu ke setan.
Setelah ritual lempar jumroh, para peziarah menuju Mekah untuk Tawaf Al-Wadaa. Kegiatan Umat Muslim dilakukan setiap tahun karena menjadi salah satu dari lima rukun Islam.
Haji terdiri dari beberapa upacara yang melambangkan konsep-konsep penting dari iman Islam. Mereka juga memperingati cobaan Nabi Ibrahim dan keluarganya. Setiap Muslim dewasa berbadan sehat yang mampu secara finansial melakukan perjalanan harus melakukan haji setidaknya sekali seumur hidup.
Akibat pandemi Covid-19, pemerintah Saudi memangkas jumlah jemaah haji menjadi hanya 60.000 untuk menekan penyebaran virus mematikan tersebut.