IHRAM.CO.ID,MAKKAH—Haji terbatas kedua telah dimulai. Ribuan jamaah haji terpilih mulai meninggalkan kota suci Makkah menuju situs suci selanjutnya. Tahun ini, meski diikuti lebih banyak jamaah dibanding tahun sebelumnya, namun masih sangat jauh jika dibandingkan jumlah jamaah sebelum pandemi, sekitar 2,5 juta orang dari seluruh dunia.
Hanya orang-orang yang divaksinasi lengkap dan berasal dari dalam Kerajaan saja yang diizinkan mengikuti ibadah haji, disamping harus memenuhi sejumlah persyarakat lain yang ditetapkan otoritas Saudi.
Kali ini peziarah menggunakan "kartu pintar", yang menyediakan akses ke kamp tidur dan hotel serta transportasi. Kartu itu juga digunakan sebagai alat pembayaran dan, dalam kombinasi dengan aplikasi ponsel terkait, untuk membantu orang menemukan jalan mereka. Smart Card itu juga ditujukan untuk mengambil tindakan terhadap peziarah ilegal, para peserta yang tidak mendaftar terlebih dahulu dan yang belum membayar biaya.
Saudi meluncurkan kartu haji pintar pertama yang ditujukan untuk memaksimalkan pelayanan bagi jamaah haji selama berziarah. Peluncuran kartu haji pintar ini dilakukan pada Senin (12/7) di hadapan Gubernur Mekah Pangeran Khaled Al-Faisal, yang juga ketua Komite Haji Pusat, dan wakilnya Pangeran Badr bin Sultan.
Dr. Abdulfattah Mashat, Wakil Menteri Haji dan Umrah Saudi mengatakan, kartu haji pintar menyediakan pembacaan otomatis izin haji dan menawarkan layanan perhotelan, termasuk transportasi bagasi ke tempat-tempat suci dan peziarah ke masjid untuk melakukan Tawaf atau mengunjungi Mina. Mashat menjelaskan, kartu pintar haji terkait dengan semua layanan yang diberikan kepada jemaah haji, memungkinkan mereka untuk memasuki kamp dan hotel dan menggunakan transportasi yang tersedia. Kartu ini juga digunakan untuk membayar di tempat penjualan dan ATM, memandu peziarah yang hilang, mengontrol masuk ke kamp dan pergerakan waktu.
Selain meresmikan kartu haji pintar, gubernur juga meresmikan proyek Pusat Kontrol Keamanan Al-Shumaisi. Proyek ini mencakup area seluas 1,6 juta meter persegi dan didukung oleh sistem cerdas untuk penyaringan dan gerbang digital terpadu yang memfasilitasi lalu lintas dan mengurangi masa tunggu orang yang tiba di Mekah selama waktu sibuk dari 45 menjadi tujuh menit.
Jumlah jalur kendaraan juga telah ditingkatkan dari enam menjadi 16, dan jalur khusus telah didedikasikan untuk bus, kendaraan pengangkut, truk dan kendaraan darurat.
Pusat tersebut mencakup kantor administrasi, masjid, pusat pertahanan sipil dan satu lagi untuk Otoritas Bulan Sabit Merah, dan sebuah bangunan untuk otoritas keamanan dan pemerintahan.
Gubernur juga meresmikan proyek Al-Zaidi Reception Center di hadapan Dr. Abdulfattah Mashat, wakil menteri haji dan umrah Saudi. Pusat ini bertujuan untuk memfasilitasi pergerakan jemaah haji dari dan ke Mekah, mengurangi waktu tunggu bus dan meningkatkan citra visual di titik-titik penyaringan. Pusat ini mencakup tempat parkir yang dapat menampung lebih dari 8.000 kendaraan, gerbang masuk dan keluar, dan zona inspeksi untuk kendaraan.
Dalam kunjungannya, gubernur memeriksa kesiapan Arafah dan Mina dan meninjau model kamp dan mendengarkan pengarahan tentang rencana penerimaan peziarah. Dia juga meninjau langkah-langkah pencegahan untuk mengekang penyebaran penyakit coronavirus (COVID-19), seperti penyaringan visual dan termal saat masuk ke akomodasi tempat tinggal.
Proses sanitasi telah diintensifkan, dan masker dan pembersih akan didistribusikan di antara para peziarah. Jarak sosial juga akan diberlakukan di tempat, di dalam kamar dan selama transportasi. Makanan siap saji akan tersedia untuk setiap peziarah di kamar mereka, tanpa perlu berkumpul di ruang makan. Lebih dari 1 juta makanan telah disiapkan untuk musim haji tahun ini, dengan mempertimbangkan standar kualitas dan keamanan tertinggi.
Pangeran Khaled juga meninjau rencana transportasi 3.000 bus penumpang telah disiapkan untuk peziarah, dengan masing-masing menampung 20 orang. Bus akan didistribusikan di empat jalur, berdasarkan warna merah, hijau, kuning dan biru. Setiap jalur dihubungkan dengan lokasi perumahan jamaah. Untuk mengatur dan mengelola kerumunan, program cerdas yang dirancang khusus untuk tujuan ini akan digunakan.