IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Musim haji 2021 telah berakhir, ditandai dengan selesainya serangkaian ibadah di Arafah, Mina dan Muzdalifa. Secara bertahap, 60 ribu jamaah kini kembali ke rumahnya masing-masing.
"Sebagian besar jamaah sudah selesai dan pulang kemarin malam, termasuk saya dan rombongan. Sekitar 70 persen atau 40.000 orang," kata Konsul Jenderal RI Jeddah, Eko Hartono, saat dihubungi Republika, Jumat (23/7).
Menurut informasi yang beredar, ia menyebut sekitar 20 ribu jamaah yang tersisa akan kembali ke rumah secara bertahap hari ini.
Sebelum kembali ke lokasi asal, jamaah melaksanakan Tawaf Wada atau tawaf perpisahan. Selanjutnya, mereka diberi dua pilihan, langsung kembali ke tempat asal atau hanya sampai di kota Makkah saja. Masing-masing pilihan disediakan bus sebagai alat transportasi.
Terkait biaya haji tahun ini, ia menyebut harga yang ditawarkan terbilang relatif tinggi. Saudi diketahui mematok harga paling murah 14.000 riyal atau Rp 53 juta dan yang paling mahal 20.000 Riyal setara Rp 80 juta.
"Jika ini menjadi standar ke depannya, berarti haji reguler nanti dengan waktu sekitar sebulan, pasti ongkos naik haji (ONH) kita naik," lanjutnya.
Karena itu, ia menyebut pihak KJRI akan melakukan pertemuan dengan pihak Saudi untuk membahas beberapa hal terkait pelaksanaan haji di masa depan. Namun, ia belum memastikan kapan pertemuan itu dilaksanakan, menunggu undangan dari pihak terkait.
Salah satu jamaah haji asal Indonesia yang beruntung, Yayuk, menyebut selama pelaksanaan haji kemarin ada beberapa catatan yang dirasa perlu menjadi perhatian. Salah satunya keberadaan pemandu yang tidak banyak membantu.
Pemandu haji hanya mendampingi saat jamaah berangkat ke Makkah. Setibanya di sana dan sepanjang pelaksanaan ibadah, jamaah dilepas dan melaksanakan ibadah sendiri.
"Pengaturan transportasi kacau. Seringkali jamaah sudah diminta kumpul, bus belum ada. Kalaupun datang, baru satu atau dua, sudah diperebutkan oleh ratusan jamaah. Jadinya uyuk-uyukan, bahkan sampai agak tengah jalan," kata dia.
Tak hanya itu, ia menyebut menu makanan yang disediakan tidak banyak berubah. Beberapa kali bahkan pembagian makanan cenderung terlambat, terutama di awal-awal pelaksanaan haji. Terakhir, wanita ini menyoroti kondisi toilet yang tidak pernah dibersihkan.
Meski demikian, ia tetap mengapresiasi usaha dan pelayanan yang diberikan Kerajaan Saudi. Terlebih, musim haji tahun ini masih berlangsung di tengah pandemi Covid-19.
"Akomodasinya lega, satu tenda di Mina diisi cuma tujuh bed. Begitu di Muzdalifa juga ada kasur dan berjarak, jafi jamaah merasa nyaman," lanjutnya.
Tak hanya disediakan kasur, selama ibadah ia juga mendapat banyak camilan, buah, maupun minuman. Pengawalan yang dilakukan pihak otoritas pun bagus, sementara panitia haji selalu bersikap ramah.