Ahad 25 Jul 2021 13:45 WIB

Kisah Calon Haji asal Burma yang Terombang-Ambing di Lautan

Calon Haji asal Burma meninggalkan negaranya pada 1957 dan terdampar di Abu Dhabi.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
kapal haji di laut tengah.
Foto:

Hari ini, mereka mungkin diidentifikasi sebagai Rohingya, orang tanpa kewarganegaraan yang mengalami penganiayaan saat ini oleh otoritas Myanmar. Keajaiban yang menyelamatkan hidup mereka adalah patroli jarak jauh oleh Trucial Oman Scouts, pasukan keamanan internal perwira Inggris dan tentara Arab yang menjaga ketertiban pada hari-hari sebelum pembentukan Uni Emirat Arab.

Pada awal Mei 1957, patroli itu telah mencapai Khor Al Odaid, sebuah jari tanah yang membentang ke Teluk Arab dan yang menandai perbatasan utara Abu Dhabi. Saat para prajurit berhenti untuk berhenti merokok, komandan mereka memanjat bukit pasir untuk menikmati pemandangan. Apa yang dilihatnya kemudian direkam oleh Susan Hillyard, penduduk Abu Dhabi saat itu, untuk bukunya berjudul Before the Oil. 

"Di bawah matanya yang tidak percaya adalah sekelompok sekitar 100 orang berkulit gelap, pria, wanita, bayi, anak-anak. Salah satu pria itu mendongak dan mencoba berteriak. Perwira itu berteriak meminta anak buahnya untuk membawa semua air yang mereka miliki. Mereka tidak berbicara bahasa yang dikenal. Ada bayi telah lahir sehari sebelumnya. (Jika tidak diselamatkan), dua hari lagi dan petugas akan menemukan 100 mayat," demikian penjelasan Susan dalam 'Before the Oil'.

Orang-orang yang diselamatkan berusaha mencapai Mekkah, untuk menunaikan haji, pada 7 Juli tahun tersebut. Mereka adalah peziarah, tetapi juga pengungsi. Semua bukti menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki keinginan untuk kembali ke Burma, di mana, sebagai Muslim, mereka adalah minoritas dan mengaku menghadapi kekerasan dari pejuang komunis.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement