IHRAM.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) masih membantu pasukan Afghanistan dalam memerangi Taliban. Selama beberapa hari terakhir, Washington mendukung Kabul dengan bantuan serangan udara.
“AS telah meningkatkan serangan udara untuk mendukung pasukan Afghanistan selama beberapa hari terakhir dan kami siap melanjutkan tingkat dukungan yang lebih tinggi ini dalam beberapa pekan mendatang jika Taliban melanjutkan serangan mereka,” kata Jenderal Marinir AS Kenneth McKenzie dalam sebuah konferensi pers di Kabul pada Ahad (25/7), dikutip laman Aljazirah.
McKenzie, yang memimpin US Central Command, menolak mengatakan apakah pasukan AS akan tetap melanjutkan serangan udara setelah misinya di Afghanistan berakhir pada 31 Agustus mendatang. “Pemerintah Afghanistan menghadapi ujian berat di hari-hari mendatang. Taliban berusaha menciptakan perasaan tak terhindarkan tentang kampanye mereka,” ucapnya seraya menambahkan bahwa kemenangan Taliban tak dapat dihindari dan solusi politik tetap menjadi kemungkinan.
Pasukan AS akan mengakhiri misinya di Afghanistan pada 31 Agustus. Presiden AS Joe Biden telah memerintahkan agar proses penarikan pasukan selesai pada 11 September. Tanggal itu dipilih sekaligus untuk memperingati dua dekade tragedi serangan ke gedung World Trade Center (WTC) di New York. Pasca-insiden itu, AS mengirim pasukan ke Afghanistan dengan maksud menumpas al-Qaeda.
Saat AS tengah melakukan penarikan pasukan dari Afghanistan, Taliban mulai melancarkan kampanye serangan. Pentagon memperkirakan, saat ini Taliban telah menguasai separuh dari 419 distrik di Afghanistan. Mereka pun menekan 17 dari 34 ibu kota provinsi, tapi belum menguasainya.
Pada Sabtu (24/7) lalu, Pemerintah Afghanistan mengumumkan bahwa mereka memberlakukan jam malam di hampir semua 34 provinsi di negara tersebut. Langkah itu dimaksudkan untuk membendung kekerasan yang meningkat di tengah serangan Taliban.
"Untuk mengekang kekerasan dan membatasi gerakan Taliban, jam malam telah diberlakukan di 31 provinsi di seluruh negeri, kecuali Kabul, Panjshir dan Nangarhar,” kata Kementerian Dalam Negeri Afghanistan dalam sebuah pernyataan.
Pada Februari tahun lalu, Taliban dan AS telah terlebih dulu mencapai kesepakatan damai. Penarikan pasukan asing dari Afghanistan merupakan salah satu poin yang tercantum dalam perjanjian damai yang disepakati kedua belah pihak. Taliban menolak melakukan pembicaraan damai dengan Pemerintah Afghanistan jika pasukan asing belum hengkang.