Madrasah tersebut merupakan yang pertama di Sumatra Barat yang menggunakan model seperti itu. Mata pelajaran yang diajarkan juga terus ditambahkan untuk membuka wawasan murid-muridnya. Di samping mata pelajaran agama Islam, Thaib Umar juga menambahnya dengan ilmu-ilmu umum, seperti ilmu berhitung dan aljabar.
Namun, pembaruan yang dilakukan Thaib Umar tersebut dianggap terlalu modern untuk masyarakat Minangkabau kala itu, sehingga Madrasah School hanya dapat bertahan kurang dari empat tahun. Pada 1914 Thaib Umar terpaksa menutup sekolah modern itu. Setelah itu, Thaib Umat kembali menerapkan model pengajaran seperti di surau.