Kamis 29 Jul 2021 05:55 WIB

Profesor Muhammad Yunus Terima Penghargaan Laurel Olimpiade

Peraih nobel perdamaian ini menerima penghargaan bergengsi Laurel Olimpiade.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Esthi Maharani
Aktivis sosial, ekonom, pemimpin masyarakat sipil dan penerima Hadiah Nobel Perdamaian Muhammad Yunus
Foto: About Islam
Aktivis sosial, ekonom, pemimpin masyarakat sipil dan penerima Hadiah Nobel Perdamaian Muhammad Yunus

IHRAM.CO.ID, TOKYO -- Aktivis sosial, ekonom, pemimpin masyarakat sipil dan penerima Hadiah Nobel Perdamaian Muhammad Yunus menerima penghargaan bergengsi Laurel Olimpiade. Penghargaan ini diberikan saat upacara pembukaan Olimpiade ke-32 Tokyo 2020.

Prof Yunus, yang sering disebut sebagai “bankir dunia untuk orang miskin”, adalah penerima penghargaan kedua, dan orang Asia pertama yang menerima penghargaan tersebut. Setelah pada Olimpiade Kenya Kip Keino yang mendapatkan penghargaan bergengsi tersebut.

"Saya merasa terhormat dan kewalahan menerima penghargaan Olimpiade ini, yang begitu istimewa bagi saya dan negara saya," katanya dilansir dari About Islam, Selasa (27/7).

Berbicara dari Dhaka, Muhammad Yunus berterima kasih kepada Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan berharap sukses untuk misinya untuk mengubah dunia menjadi tempat yang damai bagi seluruh umat manusia melalui olahraga.

“Olahraga membawa semua kekuatan dan emosi manusia ke dalam permainan.  Itu memberikan kekuatan yang sangat besar,” katanya.

Profesor Yunus, dalam pidato penerimaan Laurel Olimpiade, mendesak semua atlet untuk membangun dunia Tiga Nol. Dia mendefinisikan Tiga Nol sebagai: Nol emisi karbon, nol konsentrasi kekayaan untuk mengakhiri kemiskinan sekali dan untuk semua, dan nol pengangguran dengan melepaskan kekuatan wirausahawan di setiap orang.

Komite Olimpiade Internasional (IOC) berbicara kepada audiensi terbatas dengan mengatakan, “Dengan Laurel Olimpiade, kami mengedepankan visi Baron Pierre de Coubertin, pendiri dan penyegar Olimpiade modern.  Ini juga merupakan cerminan cita-cita dan nilai-nilai Olimpiade kuno, dengan fokus pada pengembangan manusia melalui perdamaian dan olahraga,"ujarnya.

“Hari ini adalah momen harapan.  Ya, itu sangat berbeda dari apa yang kita semua bayangkan.  Tapi mari kita hargai momen ini," tambahnya.

Lahir pada tahun 1940 di kota pelabuhan Chittagong, Profesor Yunus belajar di Universitas Dhaka di Bangladesh. Kemudian menerima beasiswa Fulbright untuk belajar ekonomi di Universitas Vanderbilt. Dia menerima gelar PhD di bidang ekonomi pada tahun 1969 dan bergabung dengan Middle Tennessee State University, di mana dia mengajar sampai dia kembali ke Bangladesh pada tahun 1972.

Profesor Yunus adalah penerima berbagai penghargaan internasional untuk ide-ide dan usahanya dan merupakan anggota dewan Yayasan Perserikatan Bangsa-Bangsa.  Pada tahun 2006, ia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian untuk pendiri Grameen Bank, yang memelopori konsep kredit mikro dan keuangan mikro untuk orang yang hidup dalam kemiskinan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement